Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
Dan yang ketiga, Irfan bilang dirinya juga tidak akan menanyakan alasan individu yang ditunjuk sebagai direksi bari di Garuda Indonesia saat RUPSLB nanti.
"Yang ketiga, kenapa dia (yang menggantikan)? Kayaknya ini bukan kewenangan kita. Ada tata krama yang harus kita jaga," tambahnya.
Ia juga menyebut belum memiliki rencana ke depan karena posisinya masih menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.
Baca Juga: Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Naik 18,27% pada Semester 1 2024
"Kalau itu kejadian (diganti), nggak pantas saya mempersiapkan diri, orang saya masih digaji Garuda kok. Ya kan saya juga udah tua, pensiunan, main sama cucu," ujarnya.
Adapun dari sisi kinerja, saat ini Garuda Indonesia memiliki sekitar 100 pesawat, termasuk pesawat berbiaya rendahnya, atau low cost carrier (LCC), Citilink.
Dan hingga kuartal ke-3 2024, GIAA mencatat kerugian bersih US$ 131,22 juta atau setara sekitar Rp 2,06 triliun pada kuartal III 2024. Angka tersebut membengkak 81,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Bukukan Rugi Bersih US$ 101,65 juta per Juni 2024
Dengan pendapatan usaha yang tumbuh 15% sebesar US$ 2,56 miliar pada kuartal III-2024 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yakni senilai US$ 2,23 miliar.
Selanjutnya: Harga Pangan di Maluku, 11 November 2024: Harga Beras & Bawang Turun, Harga Ikan Naik
Menarik Dibaca: 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Beli Smartwatch
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News