Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat berhasil memangkas rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas semula tahun 2020 mencapai Rp 753,38 miliar menjadi Rp 385,82 miliar atau turun 49% tahun 2021.
ACST bisa pangkas rugi bersih dikarenakan pendapatan pada kuartal III-2021 meningkat 12,5% atau sebesar Rp 1,08 triliun, sedangkan periode yang sama tahun 2020 pendapatan ACST sebesar Rp 960,72 miliar.
Presiden Direktur ACST, Idot Supriadi mengatakan, di tengah kondisi perekonomian yang menantang hingga kuartal III-2021 akibat dampak pandemi, ACSET tetap memperbaiki kinerja keuangan. Manajemen terus berupaya untuk mempertahankan perbaikan kinerja tahun ini dengan terus mengedepankan aspek-aspek perbaikan berkelanjutan yang masih dapat diupayakan oleh Perusahaan dan melakukan kajian atas dampak finansial akibat pandemi secara berkala.
Dia bilang hingga periode ini, ACST mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 369,92 miliar yang terdiri dari proyek bidang fondasi, infrastruktur dan struktur. Beberapa di antaranya adalah pekerjaan bidang fondasi di JPO Stasiun LRT Kuningan dan Shore Protection PLTU Batang. Seluruh proyek fondasi dikerjakan oleh anak usaha ACST yakni PT Acset Pondasi Indonusa
“Pada Bidang infrastruktur, ACST mendapatkan pekerjaan di Scrap Fill & Overlay (SFO). Sementara itu, pada bidang struktur, ACST mendapatkan kontrak baru di pekerjaan Apartemen Cleon Park Garden City,” jelas Idot dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (27/10).
Baca Juga: Selektif Membidik Proyek, Acset Indonusa (ACST) Meraih Kontrak Baru Rp 300 Miliar
Idot menyampaikan berdasarkan kontribusi per lini bisnis dalam perolehan pendapatan periode ini didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 51,4%, konstruksi sebesar 37,6%, fondasi sebesar 7,0% dan sektor lainnya sebesar 4,0%. Sektor lainnya menggambarkan aktivitas perdagangan dan jasa sewa yang dilakukan oleh anak usaha.
Idot menjelaskan, per kuartal III-2021, Perseroan telah menyelesaikan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada 27 Agustus 2021 yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 18 Agustus 2021.
“Total perolehan dana dalam aksi korporasi senilai Rp 1,5 triliun dan telah digunakan ACST untuk memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan perusahaan dalam menyongsong kontrak–kontrak baru ke depannya,” ungkap dia.
Lanjut Idot, di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi, ACST terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan kinerja. Operational excellence dengan disiplin finansial masih menjadi agenda besar ACST di tahun ini dan ACST percaya bahwa upaya-upaya yang dilakukan di internal masih berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengkajian kembali atas proses bisnis dilakukan secara intensif agar dapat memberikan pelayanan dengan biaya yang lebih efisien bagi pelanggan ACST. Hal ini juga didukung oleh inisiatif-inisiatif digitalisasi yang diharapkan dapat menciptakan infrastruktur sistem yang lebih andal bagi kegiatan operasional ACST.
“ACST senantiasa mengambil langkah-langkah strategis yang dipandang mampu mendukung pertumbuhan perseroan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada,” pungkas dia.
Selanjutnya: Meski kinerja semester I tak memuaskan, Acset (ACST) tetap optimistis tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News