Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) menghadapi pandemi Covid-19 ini dengan menyiapkan beberapa strategi agar kinerja perusahaan tetap terjaga. Salah satunya mengoptimalisasi anggaran belanja modal sepanjang tahun ini.
Head of Investor Relations, Astra International, Tira Ardianti, dalam workshop media virtual perusahaan, Selasa (25/8) mengatakan manajemen telah memotong rencana anggaran capital expenditure (capex) di tahun ini. "Dari rencana belanja modal konsolidasi Astra tahun ini Rp 20 triliun - Rp 21 triliun, dipotong menjadi separuhnya," ungkapnya.
Maka dari itu, rencana anggaran capex Astra International tahun ini sekitar Rp 10 triliun. Sebanyak 38% dari capex itu telah terserap di semester pertama tahun ini. Sayangnya manajemen tak merinci untuk apa saja penggunaan belanja modal tersebut.
Baca Juga: Pandemi corona bikin United Tractor (UNTR) revisi target penjualan alat berat
Namun dalam catatan Kontan.co.id, Astra International diketahui memfokuskan penggunaan capex untuk beberapa sektor seperti otomotif, alat berat dan infrastruktur.
Adapun Tira bilang, pengurangan belanja modal dilakukan sebagai upaya menjaga lukuiditas dan arus kas perseroan selama pandemi.
Pada semester pertama tahun ini, bisnis Astra International didominasi segmen otomotif dan alat berat yang masing-masing berkontribusi 36% dan 37% bagi total pendapatan bersih perusahaan.
Lantaran kedua sektor usaha tersebut pasarnya masih belum pulih dari pandemi, manajemen ASII cenderung berhati-hati dalam menerapkan target bisnisnya tahun ini.
Baca Juga: Astra (ASII) telah restrukturisasi pembiyaan senilai lebih dari Rp 30 triliun
Tira mengatakan bahwa perusahaan menyadari ada tren penurunan penjualan, baik di kendaraan bermotor maupun alat berat bahkan untuk pasar kendaraan bermotor roda empat sempat diramalkan akan terkoreksi 40% di tahun ini.
"Walau di semester kedua sudah ada perbaikan dibandingkan semester pertama, namun sampai akhir tahun penjualan tampaknya masih belum menyamai periode normal," katanya.
Mengulik laporan keuangannya ASII mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 89,8 triliun pada semester pertama 2020, nilai tersebut menyusut 23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, laba bersih Grup Astra meningkat 16% menjadi sebesar Rp 11,4 triliun pada semester pertama 2020 lantaran ada keuntungan dari penjualan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Apabila tidak memasukkan keuntungan penjualan Bank Permata, laba bersih Grup Astra anjlok 44% secara tahunan menjadi Rp 5,5 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Astra International (ASII) jaga pangsa pasar penjualan mobil 52% di 2020
Di divisi otomotif, penjualan segmen tersebut tercatat sebanyak Rp 33,42 triliun di paruh pertama tahun ini atau turun 34% secara tahunan. Meski pendapatan turun, dari segi perolehan pangsa pasar Astra masih berada di urutan wahid, untuk mobil saja pangsa pasar grup bisnis ini mencapai 53% alias 139 ribu unit mobil.
Begitu pula dengan segmen bisnis alat berat yang menyumbang Rp 33,19 triliun di kuartal kedua tahun ini atau anjlok 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 43,31 triliun. Dari segi volume penjualan, eskavator Komatsu yang terjual di paruh pertama tahun ini ialah 853 unit atau turun 56% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News