Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Dari sisi volume produksi dan penjualan, kinerja GOLL mengalami penurunan. Pada tahun 2018, produksi minyak sawit GOLL hanya menyentuh 7.122 metrik ton (MT). Turun dari tahun sebelumnya yang berada di angka 15.899 MT.
Produksi Tanda Buah Segar (TBS) juga menurun menjadi 16.143 MT, dibanding tahun 2017 yang saat itu mencapai 36.931 MT. Produksi Inti sawit dan turunannya juga menurun dari 3.566 MT menjadi 1.630 MT.
Sejalan dengan itu, penjualan minyak sawit GOLL juga menurun dari 16.037 MT di 2017 menjadi hanya 7.692 MT. Penjualan TBS GOLL di 2018 hanya mampu menyentuh 15.836 MT, dari tahun sebelumnya 34.442 MT. Sementara inti sawit dan turunannya juga menurun dari 3.605 MT pada 2017 menjadi 1.830 di 2018.
Baca Juga: Sepanjang 2019, perkara PKPU dan Kepailitan meningkat
Kinerja produksi dan penjualan yang memburuk berimbas pada kinerja keuangan yang juga mengalami penurunan. Pada 2018, penjualan bersih GOLL hanya menyentuh Rp 98,3 miliar atau menukik 54% dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu mencapai Rp 214,8 miliar.
Pada tahun 2018, GOLL mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 117,8 miliar. Di tahun sebelumnya, rugi usaha GOLL masih tercatat Rp 14,8 miliar. Sementara itu, rugi tahun berjalan GOLL juga menanjak dari Rp 34,9 miliar pada tahun 2017, menjadi Rp 131,12 miliar.
Kerugian yang menanjak itu terutama disebabkan oleh penurunan penjualan, kenaikan rugi selisih kurs dan biaya bunga. Dalam periode tersebut, Budhi juga mengakui bahwa GOLL terkendala masalah dana. "Ada kendala pendanaan. Karena terbatas, kinerja perusahaan tidak bisa optimal," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News