kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berpotensi delisting, begini tanggapan Golden Plantation (GOLL)


Jumat, 31 Januari 2020 / 19:40 WIB
Berpotensi delisting, begini tanggapan Golden Plantation (GOLL)
ILUSTRASI. Kinerja PT Golden Plantation Tbk (GOLL) masih terseok-seok. KONTAN/Baihaki/23/12/2014


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Golden Plantation Tbk masih terseok-seok. Perusahaan sawit ini belum juga merilis laporan kinerja untuk tahun 2019. Emiten berkode GOLL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini pun tercatat masih menderita kerugian.

Otoritas BEI pun memberikan teguran. Kamis (30/1) kemarin, BEI mengumumkan potensi penghapusan pencatatan (delisting). Saham GOLL pun telah disuspensi selama 12 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 30 Januari 2021.

Baca Juga: BEI perpanjang suspensi 6 saham ini karena telat sampaikan laporan keuangan

Hari ini (31/1), BEI kembali merilis pengumuman. Bersama lima emiten lainnya, GOLL hingga 30 Januari 2020 belum menyampaikan Laporan Keuangan per 30 September 2019 dan belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut.

BEI pun melakukan perpanjangan penghentian sementara perdagangan efek. Asal tahu saja, GOLL sudah terkena suspensi di pasar reguler dan tunai sejak 30 Januari 2019.

Direktur utama GOLL Budhi Istanto Suwito pun buka suara. Dalam public expose untuk tahun buku 2018 yang digelar Jum'at (31/1), Budhi menyatakan bahwa GOLL akan segera menunaikan kewajiban-kewajiban yang disyaratkan.

Budhi pun menyebut, GOLL pun tengah menyusun Laporan Keuangan untuk tahun buku 2019, yang akan dilaporkan pada Semester I tahun ini. "Kita akan segera memberikan kewajiban yang harus kita penuhi. Bahwa kewajiban report akan diselesaikan di semester ini, akan kita kejar," kata Budhi.

Baca Juga: Lagi, Anak Usaha Golden Plantation (GOLL) Pailit

Budhi menargetkan, pada Februari nanti, GOLL akan melaporkan kinerja untuk Kuartal (Q) I 2019. Selanjutnya, laporan Q2-2019 akan dirilis pada bulan Maret.

Kemudian, laporan Q3-2019 akan diumumkan pada bulan April. Berbarengan dengan itu, ungkap Budhi, GOLL pun akan menunjuk auditor untuk mengaudit tahun buku 2019.

Dengan begitu, pada 30 Juni 2020 diharapkan GOLL sudah bisa menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tahun buku 31 Desember 2019. "Kita masih memerlukan waktu untuk menyusun laporan 2019, kita upayakan semaksimal mungkin," imbuhnya.

Alhasil, hingga saat ini, GOLL baru bisa melaporkan kinerja untuk tahun buku 2018. Adapun, dalam periode tersebut, kinerja GOLL menukik.

Baca Juga: Lagi, anak usaha Golden Plantation dinyatakan pailit

Dari sisi volume produksi dan penjualan, kinerja GOLL mengalami penurunan. Pada tahun 2018, produksi minyak sawit GOLL hanya menyentuh 7.122 metrik ton (MT). Turun dari tahun sebelumnya yang berada di angka 15.899 MT.

Produksi Tanda Buah Segar (TBS) juga menurun menjadi 16.143 MT, dibanding tahun 2017 yang saat itu mencapai 36.931 MT. Produksi Inti sawit dan turunannya juga menurun dari 3.566 MT menjadi 1.630 MT.

Sejalan dengan itu, penjualan minyak sawit GOLL juga menurun dari 16.037 MT di 2017 menjadi hanya 7.692 MT. Penjualan TBS GOLL di 2018 hanya mampu menyentuh 15.836 MT, dari tahun sebelumnya 34.442 MT. Sementara inti sawit dan turunannya juga menurun dari 3.605 MT pada 2017 menjadi 1.830 di 2018.

Baca Juga: Sepanjang 2019, perkara PKPU dan Kepailitan meningkat

Kinerja produksi dan penjualan yang memburuk berimbas pada kinerja keuangan yang juga mengalami penurunan. Pada 2018, penjualan bersih GOLL hanya menyentuh Rp 98,3 miliar atau menukik 54% dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu mencapai Rp 214,8 miliar.

Pada tahun 2018, GOLL mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 117,8 miliar. Di tahun sebelumnya, rugi usaha GOLL masih tercatat Rp 14,8 miliar. Sementara itu, rugi tahun berjalan GOLL juga menanjak dari Rp 34,9 miliar pada tahun 2017, menjadi Rp 131,12 miliar.

Kerugian yang menanjak itu terutama disebabkan oleh penurunan penjualan, kenaikan rugi selisih kurs dan biaya bunga. Dalam periode tersebut, Budhi juga mengakui bahwa GOLL terkendala masalah dana. "Ada kendala pendanaan. Karena terbatas, kinerja perusahaan tidak bisa optimal," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×