kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Betonjaya Manunggal (BTON) optimistis target akhir tahun terlampaui


Kamis, 21 November 2019 / 15:54 WIB
Betonjaya Manunggal (BTON) optimistis target akhir tahun terlampaui
ILUSTRASI. PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), bergerak dalam bidang produksi besi beton polos.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) optimistis target pendapatan akhir tahun yakni Rp 117 miliar bisa terlampaui. Sebab Betonjaya mengakui pendapatan per Oktober 2019 sudah mencapai Rp 101 miliar.

Direktur Betonjaya Manunggal Andy Soesanto menjelaskan perusahaan optimistis, di sisa dua bulan lagi bisa target Rp 117 miliar bisa terlewati.

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) mengalokasikan capex Rp 390 miliar tahun depan

"Memang perolehan pendapatannya ga lewat jauh, sebab masih harus melihat pasokan bahan baku yang akan di-supply perusahaan afiliasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/11).

Kendati demikian, target yang dipatok pada tahun ini sama dengan tahun lalu. Andy menjelaskan karena kapasitas mesin yang dimiliki emiten berkode saham BTON ini memang hanya segitu.

Selain itu kalau melansir laporan keuangan perusahaan di periode ketiga tahun ini tercatat adanya pertumbuhan penjualan bersih sebesar 3,6% year on year (yoy) menjadi Rp 85,33 miliar.

BTON tampaknya cukup kelimpungan menjaga kinerja bottom line. Sepanjang sembilan bulan di 2019, laba bersihnya hanya Rp 3,39 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu masih cuan Rp 27,83 miliar. Namun paling tidak, untung sembilan bulan membaik ketimbang rugi semester I 2019.

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) menargetkan kontrak baru Rp 11,9 triliun pada tahun depan

Andy menjelaskan tertekannya laba bersih perusahaan akibat besarnya biaya perbaikan yang langsung mempengaruhi harga pokok produksi. Dia bilang, kondisi mempertahankan mesin tua berbeda dengan tahun lalu.

Andy mengakui di tahun ini banyak biaya maintanance yang keluar karena dua mesin yang dimiliki perusahaan pada pertengahan tahun ada masalah. Namun, kejadian ini tidak membuat BTON harus menghentikan produksi.

Andy menyatakan cara yang dilakukan adalah memperkecil produksi, sembari memperbaiki mesin. Jadi mesin yang dilemburkan otomatis membuat beban pokok meningkat.

Memang, kalau melihat beban pokok penjualan perusahaan terjadi lonjakan hingga 25,8% yoy menjadi Rp 73,60 miliar.

Baca Juga: Kementerian PUPR selesaikan rekonstruksi pasar Wouma di Wamena, Papua dalam 2 minggu

Meski yakin bisa melewati target pendapatan, Andy menyatakan ada beberapa langkah strategis yang dilakukan untuk menjaga bottom line perusahaan. Pertama, melakukan hubungan kontrak dengan distributor eksisting dengan cara adakan kontrak di depan.

"Paling tidak supaya ada transaksi dulu untuk memenuhi target dan menjaga laba," jelasnya.

Bisnis di 2020

Andy berkaca pada kondisi bisnis properti di 2019 yang kurang baik, dia tidak terlalu optimistis menyongsong 2020. Kondisi bisnis properti khususnya bagi emiten yang baru saja melantai di bursa dan sudah eksisting masih jeblok.

Andy mengambil contoh emiten PT Bliss Properti Tbk (POSA) yang membukukan rugi periode berjalan yang makin bengkak dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 66,87 miliar.

Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Memburu Kontrak Baru Rp 11,9 Triliun premium

Adapun di 2020 Betonjaya belum berencana untuk menambah mesin baru sehingga target di 2020 masih sama dengan target tahun ini yakni Rp 117 miliar.

"Jumlah tonase atau produksi masih sama seperti tahun lalu, nanti yang membedakan hanya nominal harga jualnya saja," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×