Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produk kosmetik dan jamu tradisional, PT Martina Berto Tbk (MBTO) membidik pertumbuhan kinerja yang positif di tahun ini. Perusahaan menargetkan angka penjualan dapat meningkat kurang lebih 30% dibandingkan tahun 2021 lalu.
Tak hanya penjualan, pihaknya juga memproyeksikan pada tahun 2022 ini dapat meraup laba sebesar Rp 5 miliar. Angka yang jauh lebih baik dibandingkan dua tahun terakhir, di mana perusahaan masih menanggung sejumlah kerugian.
"Untuk tahun 2022 kami targetkan laba kurang lebih Rp 5 miliar unaudited figur keuangan rugi tahun 2021. Di mana rugi tahun 2021 adalah perbaikan yang sangat signikan dari kerugian tahun 2020," ungkap Direktur Utama Marina Berto, Bryan David Emil kepada Kontan.co.id, Kamis (20/1).
Sebagai gambaran, per 30 September 2021 lalu, MBTO masih membukukan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 66,5 miliar. Jumlah itu jauh lebih baik mengingat periode yang sama sebelumnya, kerugian MBTO mencapai Rp 82,36 miliar di 30 September 2020.
Baca Juga: Cantiknya Bisnis Kosmetik, Pemain Makin Banyak
Dia melanjutkan, pihaknya juga belum bisa bicara banyak mengenai rencana bisnis di tahun 2022. Hal ini, kata dia, lantaran kondisi pandemi yang masih serba tak pasti, terutama karena adanya varian omicron.
Menurut Bryan, di tahun ini MBTO akan fokus terhadap beberapa segmen bisnis yang dimiliki, seperti skincare, haircare, dan herbal melalui merek Sariayu Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno, Biokos Martha Tilaar, dan Berto Imunku. Di samping itu, perusahaan juga akan tetap menilik peluang dari segmen dasar tata rias atau kosmetik.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021, penjualan MBTO masih ditopang oleh segmen kosmetik yang mencapai Rp 139,95 miliar. Kemudian disusul oleh segmen jamu dan lain-lain, masing-masing sebesar Rp 1,88 miliar dan Rp 71,86 miliar.
Secara keseluruhan, penjualan Martina Berto tercatat mengalami penurunan sebesar 38,82%, dari semula Rp 228,99 miliar per kuartal III-2020, turun menjadi Rp 146,94 miliar pada kuartal ketiga tahun lalu.
Tak ketinggalan, di tahun ini perusahaan juga akan melanjutkan strateginya sejak tahun lalu, untuk menggarap saluran digital dan pemasaran secara online. Di sisi lain, Bryan juga bilang MBTO akan berupaya meningkatkan kontrak bisnis manufaktur.
Di tahun ini, MBTO menganggarkan alokasi capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 miliar, yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem information technology. "Sambil kami lihat nanti bisnis di tahun ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News