kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bikin ponsel, produsen butuh insentif pemerintah


Rabu, 08 Januari 2014 / 07:45 WIB
Bikin ponsel, produsen butuh insentif pemerintah
ILUSTRASI. Setelah ditutup melemah pada Senin (15/8), IHSG berbalik ada di Selasa (16/8) ke level 7.117 ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Membangun pabrik ponsel di dalam negeri tidak mudah. Pasalnya, impor pelbagai komponen ponsel dikenakan bea masuk antara 5% hingga 15%. Apalagi jika ditambah tekanan dari depresiasi rupiah terhadap dollar AS.


Otomatis, kondisi itu membuat harga komponen impor melambung. "Maka itu, kami minta pemerintah untuk memberikan insentif," ujar Edward Sofiananda, Direktur Utama PT Aries Indo Global (AIG).


Untuk menyiasati kenaikan biaya produksi akibat bea masuk dan rupiah loyo, pemegang merek Evercoss ini mengambil strategi efisiensi di berbagai divisi usaha. Selain itu juga, Evercoss akan menaikkan harga jual hingga 12,5%. "Agar marginnya bisa tetap bagus," ungkap Edward.


Mengambil langkah berbeda, PT Hartono Istana Teknologi memilih memperkuat branding ponsel Polytron supaya penjualannya tetap tinggi. "Caranya kami menghadirkan ponsel untuk semua segmen dan fokus pada Android," kata Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager Polytron. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×