Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pelat merah, PT Bio Farma (Persero) terus menggenjot penjualan ekspor ke beberapa negara. Hingga akhir tahun nanti perusahaan ini bakal menyuplai kebutuhan vaksin polio, campak, TT, DTP, TD untuk negara lainnya.
Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Bio Farma mengatakan, untuk periode September-Desember 2018 ini, semua jenis vaksin tersebut diekspor ke negara-negara berkembang seperti Pakistan, Afghanistan, Sudan, Maroko dan lainnya. "Nilai ekspor diperkirakan akan mencapai US$ 71,6 juta sampai akhir tahun 2018. Peningkatan ekspor ini tidak hanya dalam bentuk produk akhir, tapi juga dalam bentuk barang setengah jadi," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Selasa (25/9).
Produk setengah jadi berbentuk konsentrat/bulk tersebut akan menjadi produk bernilai tambah di negara lainnya lewat proses formulasi dan menjadi produk akhir di negara tujuan ekspor. "Khususnya untuk negara-negara berkembang dan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI)," tambah Bambang.
Untuk melebarkan penetrasi pasar vaksin di tingkat global, perusahaan ini memanfaatkan kunjungan yang bersifat diplomasi melalui Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan KBRI di negara tujuan agar lebih memperkenalkan produk Bio Farma. "Supaya memperoleh pasar atau customer baru," sebut Bambang.
Selain itu, Bio Farma aktif mengikuti berbagai event internasional, seperti business forum, misi dagang dan pameran. Serta berpartisipasi dalam beberapa organisasi riset di bidang biopharmaceutical.
Bambang menambahkan, potensi ekspor baik dalam bentuk barang jadi maupun bulk masih terbuka lebar. Hal ini seiring dengan ditunjuknya Indonesia sebagai centre of excellence (CoE) di antara negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam bidang bioteknologi dan vaksin.
"Dengan menjadi CoE, Bio Farma dijadikan rujukan untuk pembuatan vaksin yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Sebagai tahap awal, Bio Farma akan melakukan transfer teknologi down stream, dengan mengekspor bulk untuk kemudian dilakukan formulasi di negara tujuan," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News