kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis apotek masih mulus di awal tahun


Jumat, 08 April 2016 / 11:05 WIB
Bisnis apotek masih mulus di awal tahun


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tren gaya hidup sehat serta ampuhnya program jaminan kesehatan membuat bisnis apotek dan gerai kesehatan bisa menuai hasil positif di awal tahun ini. Kondisi ini berseberangan dengan bisnis peritel farmasi.

Ambil contoh PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Perusahaan farmasi pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan bisnis apotek yang positif di awal tahun ini.  

Menurut Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma, pertumbuhan pendapatan apotek di Februari 2016 ketimbang Januari 2016 naik 10%. Sayang, ia tidak merinci angkanya. 

Untuk Maret 2016, ia memperkirakan pertumbuhan pendapatan juga bakal sama dengan Februari. "Paling juga naik 10%," katanya kepada KONTAN, Kamis (7/4).

Nah, sampai akhir tahun ini, Rusdi menargetkan pertumbuhan bisnis apotek Kimia Farma bisa tumbuh hingga 15% dari tahun lalu. Salah satu upaya untuk mengejar target tersebut adalah dengan gencar menambah jaringan apotek Kimia Farma di seluruh daerah di Indonesia.

Menurut Rusdi, tahun ini pihaknya berencana menambah sampai 100 apotek lagi. Adapun per akhir Desember 2015, perusahaan ini sudah punya 725 apotek. 

Malah, selain menyasar pasar dalam negeri, perusahaan ini juga berencana melebarkan sayap bisnis apotek ke  luar negeri. Yakni ke Timur Tengah terutama Arab Saudi, tepatnya di kota Makkah dan Madinah. 

Kimia Farma berencana membangun lima apotek di sana. Pembangunan ini terkait dengan potensi pasar warga Indonesia yang menjadi pekerja dan menjalankan umroh di negara tersebut.

Dengan jumlah tersebut, pihak Kimia Farma saat ini menjadi penguasa pasar apotek di Indonesia. Apalagi kontribusi bisnis apotek jadi andalan bagi kocek Kimia Farma, yakni bisa sampai setengah dari total pendapatan perusahaan ini.

Ambil contoh dari total pendapatan perusahaan ini tahun lalu yang tercatat Rp 4,86 triliun. Sekitar Rp 3,19 triliun berasal dari penjualan obat dan produk kesehatan atau setara 65% dari total pendapatan Kimia Farma.

Pemain lain optimistis    

Tak mau ketinggalan, PT K-24 Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan bisnis positif di periode serupa. Penjualan apotek K-24 di bulan Februari 2016 naik 6% dari Januari 2016. 

Gideon Hartono, Direktur Utama K-24 Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis apotek ini bisa mencapai 20% di akhir tahun ini. 

Supaya tercapai, Gideon berupaya menambah jaringan apotek K-24 hingga 54 apotek di akhir tahun ini. Semuanya dengan skema waralaba. Tahun lalu, pendapatan K-24 mencapai Rp 1,15 triliun.

Begitu pula dengan gerai kesehatan milik PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), yakni Boston. Menurut Fernando Repi, Manajer Komunikasi Korporasi PT Matahari Putra Prima, pada kuartal I-2016 ada pertumbuhan pendapatan untuk gerai Boston.

Sayang, dia tidak menyebut detil angkanya. "Ada peningkatan, tapi memang tidak signifikan," katanya kepada KONTAN.

Sedangkan PT Hero Supermarket berharap pendapatan gerai produk kesehatan dan farmasi Guardian bisa tumbuh positif di akhir tahun ini. 

Arief Istanto, Direktur PT Hero Supermarket Tbk mematok target pertumbuhan bisnis Guardian sepanjang tahun ini bisa tumbuh dobel digit dari tahun lalu. Namun, ia tidak merinci angkanya. 

Begitu pula soal upaya peritel ini mengejar target bisnis yang dipatok, Arief tidak bersedia menjelaskan secara panjang lebar. Tapi, pihak Hero berupaya untuk bisa menghadirkan produk kesehatan dan farmasi yang dibutuhkan oleh para konsumen. 

Sampai akhir tahun lalu, jumlah gerai Guardian mencapai 318 gerai  yang tersebar di seluruh Indonesia. Manajemen Hero, kata Arief bakal terus berupaya menambah gerai Guardian dengan memperhatikan potensi pasar serta lokasi  yang memadai.

Langkah Hero ini seolah bertolak belakang dengan kejadian yang terjadi tahun lalu. Kala itu, Hero terpaksa harus menutup 50 gerai Guardian tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×