kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Bisnis batubara diselimuti awan tebal


Sabtu, 01 Agustus 2015 / 16:59 WIB
Bisnis batubara diselimuti awan tebal


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri batubara sedang dirundung awan gelap. Dampak dari penurunan harga batubara membuat perusahaan penambang batubara kesulitan untuk beroperasi. 

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) melansir, dari 3000 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang tercatat di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), hanya 20% saja yang beroperasi. 

“Yang kami tahu, hanya ada sekitar 700 - 800 perusahaan yang masih beroperasi," kata Hendra Sinadia, Deputi Direktur Eksekutif APBI, Jumat (31/7). Hendra mengungkapkan, jumlah perusahaan batubara yang akan menghentikan operasi itu terancam bertambah banyak jika harga batubara kian anjlok. 

Seperti diketahui, harga batubara acuan (HBA) pada Juli 2015 lalu berkisar di harga US$ 59,19 per ton atau turun dibandingkan dengan HBA pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 72,45 per ton. 

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono tak menampik temuan APBI tersebut. 

Bisnis batubara memang tengah lesu. "Sebab harga batubara saat ini kan sedang jatuh sekali," ujarnya. Untuk itu, kata Bambang, pihaknya akan mencegah adanya penutupan pengoperasian perusahaan batubara secara massal. 

Dalam rencananya, Kementerian ESDM akan membatalkan kenaikan tarif royalti batubara tahun ini. "Pembatalan untuk mengurangi dampak penutupan operasional secara besar-besaran," jelas Bambang. 

Sayang, Bambang tidak memiliki data lengkap atau nama-nama perusahaan tambang batubara yang menghentikan operasi. Ia hanya bilang, kebanyakan dari perusahaan tambang batubara yang berhenti operasi itu adalah perusahaan tambang berskala kecil. "Yang punya catatan lengkapnya pasti Pemerintah Daerah, karena yang tutup kecil-kecil, saya belum tahu detail," jelas dia.

Namun begitu, Bambang mengklaim, saat ini yang bisa dilakukan oleh Kementerian ESDM adalah menjaga bisnis batubara tetap menguntungkan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan perlindungan dari segi biaya, dengan cara tidak menaikkan tarif royalti batubara sampai harga stabil kembali. 

"Biar setiap perusahaan efisien," tandasnya. Jeffrey Mulyono Direktur Utama PT Pesona Khatulistiwa bilang, dampak harga batubara yang anjlok, produksi perusahaannya turun hingga 26% tahun ini ketimbang produksi tahun 2014 lalu sebesar 4,7 juta ton. "Maka dari itu, sekarang seharusnya ada rasa keprihatinan. 
Pemerintah dan sektor industri batubara harus duduk bersama-sama termasuk membicarakan soal kewajiban menggunakan rupiah. Itu kebijakan tidak tepat," terang Jeffrey. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×