Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menggeluti bisnis data center melalui bendera NeutraDC dinilai menemukan momentum yang tepat. Praktisi telekomunikasi menilai, dalam beberapa tahun ke depan NeutraDC akan berkembang pesat dengan sejumlah keunggulan yang dimiliki Telkom.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menilai Telkom sesungguhnya bukan pemain baru di bisnis data center. Perusahaan pelat merah tersebut menurutnya sudah memiliki pengalaman di bisnis data center melalui anak usahanya PT Sigma Cipta Caraka alias TelkomSigma.
"Telkom sudah lama masuk ke bisnis data center lewat TelkomSigma dan Telin. Bahkan perkembangannya cukup bagus, dimana TelkomSigma memiliki data center di Indonesia, dan Telin juga punya di negara lain seperti Singapura dan Hong Kong," ujar Heru dalam keterangannya, Kamis (19/5).
Mantan Anggota Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu menilai, di era digitalisasi ekonomi saat ini, permintaan layanan data center oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia akan melonjak tinggi.
Baca Juga: Multipolar Technology Usung Solusi IBM Guardium dan IBM Security QRadar XDR ke Pasar
Oleh karena itu, Heru menilai Telkom mengambil langkah yang tepat dengan menyiapkan NeutraDC untuk fokus berkecimpung menyediakan layanan tersebut.
"Tapi Telkom memiliki beberapa kelebihan, seperti koneksi infrastruktur (telekomunikasi) hingga ke Amerika Serikat, memiliki (saham) Telkomsel yang kuat (di bisnis telekomunikasi) dan pemimpin di bisnis seluler. Serta tentu saja sudah membangun data center di beberapa lokasi, yang bahkan ada di luar negeri," kata Heru.
Namun, ia mengingatkan meski sudah beberapa langkah lebih maju dibandingkan perusahaan data center sejenis di Indonesia, sebaiknya Telkom tetap merancang rencana untuk bisa menjawab tantangan dan memenuhi permintaan yang ada.
"Hadirnya pemain asing jangan diremehkan, strategi harus diperkuat dan ekosistem (digital) harus terus dibangun agar memperkuat bisnisnya. Selain itu, tantangan lain seperti kapasitas yang besar, keamanan yang tinggi dan juga harus memiliki data recovery center," ungkapnya.