kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Bisnis hotel mulai kekurangan tamu


Rabu, 13 Mei 2015 / 10:20 WIB
Bisnis hotel mulai kekurangan tamu
ILUSTRASI. Belimbing wuluh


Reporter: Dityasa H Forddanta, Febrina Ratna Iskana | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Bisnis perhotelan di Indonesia tahun ini diprediksi masih menghadapi tantangan berat. Hal ini terlihat dari tingkat hunian hotel di kuartal I-2015.

Budi Tirtawisata, Chief Executive Officer (CEO) Panorama Group bilang, secara siklus, bisnis hotel di periode tersebut  selalu kurang cemerlang. "Bedanya, saat ini ditambah sentimen pelarangan pertemuan (pegawai negeri sipil) di hotel," tambahnya seusai seminar Hospitality Investment Conference Indonesia 2015, (12/5).

Padahal, di kuartal satu tahun ini, jumlah kamar hotel di Indonesia bertambah 8%. Tapi permintaannya justru susut 5%. Alhasil, tingkat hunian hotel rata-rata terpangkas 12% di periode ini dari sebelumnya berkisar 60%.

Dari sisi sentimen makro, para pelaku bisnis hotel sejauh ini belum melihat adanya sinyal yang dapat mengembalikan peforma bisnis hotel. "Yang penting, pemerintah jangan bikin kebijakan yang mengagetkan," imbuh Budi.

Memang, kebijakan pelarangan pertemuan di hotel yang diberlakukan pemerintah cukup memberikan pukulan telak bagi industri perhotelan di Indonesia. Meski sudah sedikit diperlonggar, boleh melakukan pertemuan tapi dengan plafon biaya tertentu, namun hal ini tidak cukup untuk membuat industri ini kembali pada peforma terbaiknya.

Suwito, Pimpinan Republic Capital Management Ltd sekaligus Presiden Direktur Red Planet Indonesia, pengelola hotel ,Red Planet bilang kebijakan tersebut memberi pengaruh  besar terhadap hotel bintang empat  yang ada fasilitas ruang pertemuan. Sedangkan hotel bujet yang masih tren masih ada pertumbuhan bisnis. 

Diah Tri Anjayani, Sekretaris Perusahaan PT Hotel Sahid Jaya International mengakui tingkat okupansi hunian hotel kelolaannya memang turun, yaitu sekitar 40%-50%, atau susut 30% dari tingkat okupansi tahun lalu.

Memasuki kuartal II ini, dia memprediksi tingkat okupansi masih melambat karena daya beli masyarakat tengah lesu. "Daya beli faktor utama terjadinya pelambatan meskipun peraturan pelarangan rapat di hotel sudah dicabut," katanya.

Selain itu, faktor lainnya adalah adanya momen Ramadan dan Lebaran yang bikin hotel masih sepi. 

Meski begitu ia targetkan tingkat hunian di kuartal II bakal sama dengan kuartal I dan bisa tembus 70% di semester dua nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×