Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis penyediaan listrik PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat menggeliat seiring mulai pulihnya penjualan kawasan industri.
Investor Relations & Corporate Finance Manager POWR, Baskara Rosadi Van Roo mengatakan, sejak 2012 lalu, permintaan kapasitas listrik dari pelanggan terus meningkat dari tahun ke tahun. "Kalau dilihat dari 2012, tren pertumbuhannya 6,5% dari 2012 sampai sekarang. Akhir-akhir ini masih tetap naik," ujarnya.
Menurut dia, permintaan kapasitas listrik untuk daerah kawasan industri dipengaruhi oleh adanya tenant baru yang masuk dan adanya penambahan kapasitas permintaan listrik dari tenant yang sudah ada. Misalnya Samsung yang memiliki lahan di kawasan industri baru mengembangkan seperempat lahannya dan ingin mengembangkan seperempat lahannya lagi. Itu membuat perusahaan tersebut membutuhkan listrik tambahan.
Begitu juga dengan perusahaan di kawasan industri Cikarang yang ingin mengubah pabriknya dari manual ke matic membuat permintaan listrik ke POWR meningkat. "Jadi tidak bisa lihat pertumbuhan listrik sejalan dengan tenant baru masuk. Konsumen baru di kawasan industri kami layani tapi pertumbuhan juga datang dari tenant yang telah ada," imbuhnya, Jumat (21/7).
Saat ini POWR tercatat telah memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar 1.100 megawatt (MW). Sementara itu, jumlah pelanggan POWR mencapai 2.000 pelanggan.
Untuk memastikan kebutuhan listrik pelanggan di kawasan industri Cikarang terpenuhi, Baskara bilang POWR tengah menyelesaikan proyek pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) berkapasitas 280 MW. Pembangkit ini berada di wilayah Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Baskara berharap pembangunan pembangkit listrik ini bisa segera rampung. "Kami bangun 2012, sekarang sudah mau selesai," ujarnya.
Selain pembangunan pembangkit listrik di Babelan tersebut, POWR belum memiliki rencana pembangunan pembangkit lain. Sebelumnya perseroan ini memang telah bekerja sama dengan General Elecric (GE) untuk masuk dalam proyek 35.000 MW. Namun sayangnya proyek 35.000 MW tidak berjalan sesuai rencana.
Program megaproyek tersebut sebelumnya ditargetkan bisa selesai tahun 2019. Namun belakangan pemerintah memprediksi proyek 35.000 MW baru akan selesai pada 2020 hingga 2022 mendatang.
Dengan mundurnya penyelesaian proyek 35000 MW, proyek yang ingin dikerjakan oleh POWR dan GE belum ditenderkan. Biarpun begitu, kerja sama dengan GE terus masih terus berjalan.
Di sisi lain, POWR pun masih mencari kawasan industri yang berpotensi untuk mengembangkan bisnis penyedia listrik. Pasalnya POWR masih memiliki dana sekitar Rp 1,6 triliun dari hasil IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News