kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Bisnis Mobil Bekas Melesat di Tengah Pasar Otomotif Lesu


Senin, 03 Juni 2024 / 08:46 WIB
Bisnis Mobil Bekas Melesat di Tengah Pasar Otomotif Lesu
ILUSTRASI. penjualan mobil bekas makin diburu di tengah melemah penjualan mobil baru di Indonesia


Reporter: Amalia Nur Fitri, Dimas Andi, Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mobil bekas kini cukup sering diburu oleh para konsumen di tengah melemahnya penjualan mobil baru di Indonesia akhir-akhir ini. Beberapa perusahaan otomotif pun mengklaim ada peningkatan permintaan mobil bekas selama 2024 berjalan.

Salah satu Agen Pemegang Merek (APM) otomotif, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyebut, penjualan mobil bekas Honda telah meningkat dua kali lipat sejak awal 2024.

Lonjakan signifikan terjadi menjelang momen musim mudik Lebaran Idulfitri lalu. Sejauh ini, banyak konsumen yang membeli mobil bekas seperti Honda Brio, CR-V, dan HR-V.

Sales & Marketing and Aftersales Director Honda Prospect Motor Yusak Billy menilai, kenaikan penjualan unit di dealer used car Honda terjadi mengingat mobil bekas dapat menjadi pilihan alternatif bagi para konsumen tertentu. Terlebih lagi, akhir-akhir ini pasar mobil baru di Tanah Air kurang bertaji seiring ketidakstabilan kondisi ekonomi.

Honda berkomitmen untuk selalu memberi nilai lebih ke konsumen, misalnya menjaga harga jual kembali (resale) mobil bekas tetap tinggi. Maka itu, Honda menerapkan strategi seperti memperkuat jaringan layanan purna jual agar para konsumen loyal dapat dengan mudah merawat mobil bekasnya, sehingga harga jualnya tetap kompetitif.

Baca Juga: Neta Auto Indonesia Mulai Produksi Perdana Mobil Listrik di Indonesia

"Sebagai contohnya adalah Honda Brio harganya bisa hanya turun 7% selama dua tahun pemakaian, sangat baik dibandingkan harga mobil listrik bekas yang bisa turun jauh sekali," ungkap Billy, Minggu (2/6).

Sebagai pengingat, HPM telah membuka 6 dealer mobil bekas bersertifikasi Honda pada 2023 yang tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Depok, Tangerang, Jambi, dan Yogyakarta. Memasuki 2024, HPM berekspansi dengan membuka dua dealer mobil bekas di Palembang dan Palu.

Ekspansi bisnis

Emiten penjual mobil bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) turut memprediksi industri mobil bekas nasional akan terus tumbuh sekalipun angka penjualan mobil baru sedang tertekan.

Proyeksi tersebut didasari oleh angka pembiayaan otomotif yang terus tumbuh stabil di atas 10% di tengah penurunan penjualan mobil baru yang telah terjadi sejak akhir 2023 hingga jelang pertengahan tahun ini.

"Melihat kondisi pasar yang masih prospektif, kami optimistis bisa meraih pertumbuhan pendapatan dan laba dobel digit di tahun ini," tutur Jany Candra, Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jumat (31/5).

Untuk mencapai target tersebut, ASLC menggeber ekspansi berupa penambahan minimal 18 showroom mobil bekas Caroline.id pada 2024. Dalam materi paparan publik baru-baru ini, ASLC telah memiliki 11 showroom Caroline.id per Mei 2024. Caroline.id pun disebut sebagai salah satu unit bisnis yang berkontribusi besar bagi kinerja ASLC.

Selain Caroline.id, ASLC juga mencari pendapatan bisnis grosir mobil bekas melalui layanan lelang JBA. Saat ini, emiten tersebut telah memiliki 35 titik lokasi JBA di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Chery Ingin Tingkatkan Komponen Lokal pada Omoda E5

Dari sisi kinerja keuangan, per kuartal I-2024 ASLC mencetak kenaikan pendapatan 37,4% year on year (YoY) menjadi Rp 183,3 miliar. Laba bersih ASLC juga melesat 655,5% YoY menjadi Rp 16,9 miliar.

Di sisi lain, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menilai, penjualan mobil bekas tetap berisiko mengalami tren penurunan sebagaimana yang juga terjadi di industri mobil baru.

Hal ini bisa saja terjadi akibat belum membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional, suku bunga acuan tinggi, hingga pelemahan kurs rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×