Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring bertumbuhnya pembangunan gedung dan perumahan, tentu permintaan akan produk kamar mandi alias sanitary product bakal meningkat. Hal ini menyebabkan salah satu produsen produk saniter global, Kohler Co. optimis berkompetisi ditengah market Indonesia.
Angel Yang, President of Kohler Kitchen and Bath Asia Pacific mengatakan bahwa market di Indonesia tak lepas dari besarnya populasi di Indonesia. "Seiring itu pula sektor konstruksinya bertumbuh dengan baik," ujarnya ditemui usai acara penghargaan Kohler, Rabu (19/8).
Terkenal dengan produk yang futuristik dan otomatis, perusahaan berharap dapat memberi solusi bagi kebutuhan lokal Indonesia. Selain menyasar keperluan rumah tangga, Kohler di Indonesia memposisikan diri sebagai brand yang diterima di kelas menengah.
Selain itu, kata Angel, perusahaan tidak menitikberatkan antara sektor ritel maupun proyek konstruksi. Sebab ia mengklaim, Kohler secara global kuat didua-duanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa perusahaan sangat melihat prospek positif dari market di Indonesia, untuk itu Kohler tak segan berinvestasi pabrik di tahun lalu. "Saat ini pembangunan masih on progress, kemungkinan akhir tahun depan (2019) rampung," ungkap Angel.
Dengan nilai investasi pabrik sekitar US$ 100 juta, lokasi fasilitas produksi bakal berdiri di Cikarang. Pabrik tersebut bakal punya kapasitas produksi sebesar 1 juta unit per tahun.
Pemilihan pabrik di area tersebut tak terlepas dari pasar terbesar Kohler ada di Jakarta. Nantinya pabrik ini akan memproduksi kebutuhan kamar mandi, sedangkan untuk kebutuhan seperti dapur (kitchen appliences) masih akan diimpor sambil melihat perkembangan pasar di Indonesia.
Minat investasi juga dipunyai produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK). Perseroan diketahui tengah mengancang-ancang pembangunan pabrik produk saniter jenis kloset.
Secara bertahap pabrik dibangun hingga 2020 nanti mulai dioperasikan, adapun nilai investasinya mencapai Rp 150 miliar. Untuk tahap awal, perseroan menargetkan segmen produk kloset menengah ke bawah lantaran masih melihat celah permintaan yang banyak dari beberapa program pemerintah dan penjualan ritel.
"Seperti program sejuta rumah dari pemerintah yang ada di daerah-daerah, itu menjadi peluang yang baik," kata Ridwan, Presiden Direktur PT MARK. Setelah beroperasi di tahun 2020 nanti, pabrikan akan memproduksi sekitar 30.000 pieces kloset per bulannya sebagai tahap pertama.
Lebih lanjut kata Ridwan, secara bertahap pula perseroan akan mempenterasi pasar dalam negeri sampai akhirnya 2-3 tahun setelah pabrik jadi, setelah itu tak menutup kemungkinan MARK bakal mengekspornya juga.
Adapun kapasitas terpasang pabrik setelah komplit dibangun bakal mencapai kisaran 80.000 pieces per bulannya yang akan dijalankan secara bertahap hingga maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News