kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis pulp dan kertas masih cerah


Rabu, 27 Juni 2018 / 14:41 WIB
Bisnis pulp dan kertas masih cerah
ILUSTRASI. Pabrik kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper RAPP


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau sempat mengalami kelesuan ekspor pada Mei 2018, industri bubur kayu (pulp) dan kertas (paper) yakin kinerja bisnisnya akan cerah sampai akhir tahun 2018. Mereka optimistis penurunan ekspor di Mei 2018 hanya sementara saja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pada bulan Mei 2018 terjadi penurunan nilai ekspor bubur kayu sebesar US$ 36 juta. Jika pada April 2018 ekspor pulp tercatat US$ 158,5 juta, turun menjadi US$ 122,5 juta pada Mei 2018.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam, penurunan nilai ekspor pulp dan kertas pada Mei 2018 sebenarnya tidak terlalu besar. "Nilai sebesar US$ 36 juta mungkin setara 40.000 ton hingga 60.000 ton saja, itu semua tergantung pada season dan memang setiap bulan tidak harus ekspor besar," ungkap Aryan kepada KONTAN, Selasa (26/6).

Menurutnya, seperti juga produk-produk pada umumnya, ada momentum dimana terjadi penurunan ekspor pulp dan kertas. Apalagi dia mengaku, industri pulp Indonesia masih dalam kondisi prima. Hal ini ditunjukkan oleh data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Merujuk data KLHK, kinerja ekspor pulp pada periode Januari-Mei 2018 tercatat mencapai US$ 1,09 miliar. Nilai tersebut lebih besar dibanding  periode Januari-April 2018 yang setara US$ 885,38 juta. Sedangkan ekspor hasil hutan berupa paper, sampai Mei 2018 nilainya setara US$ 1,73 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang US$ 1,37 miliar. Atas pertimbangan itu, Aryan yakin pasar ekspor pulp tidak dalam masalah pelik.

Apalagi tahun ini, ada potensi peningkatan kemampuan ekspor Indonesia 1 juta ton. Hal itu berkat kontribusi dari pabrik PT OKI Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan yang diperkirakan bakal mulai beroperasi tahun ini.

Penurunan sementara

Dengan potensi itu, industri pulp dan kertas Indonesia masih memiliki potensi terus tumbuh dan menjadi salah satu eksportir pulp dan kertas paling besar di dunia. Apalagi berdasarkan kinerja ekspor periode 2011-2017, tercatat ekspor kertas Indonesia berhasil menduduki peringkat pertama, sedang industri pulp menduduki peringkat ketiga.

Selama ini, Indonesia mengekspor pulp dan kertas ke sejumlah negara seperti China, Korea Selatan, India, Bangladesh, Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, dan Vietnam.

Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan, data penurunan ekspor bubur kayu atau pulp Indonesia pada Mei 2018 yang dihimpun BPS merupakan penurunan sementara. Dia yakin penurunan itu bakal diiringi dengan kepulihan permintaan ekspor pada Juni ini. "Penurunan itu sementara dan tidak signifikan, dan secara overall tidak ada alasan tertentu mengapa turun, justru ada kenaikan permintaan," katanya.

Lalu bagaimana dengan kinerja bisnis pulp dan kertas APP? Suhendra masih enggan bercerita lebih jauh tentang realisasi angka produksi maupun ekspor pulp maupun kertas milik APP.

Seperti diketahui APP Sinar Mas membawahi sejumlah perusahaan yang bergerak dalam produksi pulp dan kertas, diantaranya PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT OKI pulp and Paper.

Suhendra hanya mengatakan, bahwa pada Kamis (27/6) salah satu anak usahanya yakni  INKP akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di situlah direksi berencana untuk memaparkan perkembangan terbaru bisnisnya.

Hanya saja seperti dikatakan oleh Aryan, holding APP Sinar Mas saat ini memang tengah menggenjot pembangunan pabrik pulp di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Dengan dana investasi mencapai Rp 35 triliun, pabrik ini memiliki kapasitas produksi total sebanyak 2,8 juta ton pulp per tahun.

Dari kapasitas produksi sebesar itu, rencananya sebanyak 500.000 ton pulp akan dialokasikan untuk produksi kertas tisu. Produk tisu akan ditujukan untuk pasar ekspor ke China. Adapun kontribusi pendapatan diprediksi bisa menyumbang sebesar US$ 90 juta sampai US$ 100 juta.

Perusahaan lain yang bergerak dalam bisnis pulp and paper adalah PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP). Namun Corporat Corporate Affairs Director PT April Management Indonesia Agung Laksamana, perusahaan induk RAPP, masih enggan berkomentar atas penurunan ekspor pulp pada Mei 2018. "Yang lebih tahu itu APKI," katanya.

Saat ini, April Group memiliki pabrik pulp and paper mill di Pangkalan Kerinci, Riau. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2,8 juta ton pulp dan 850.000 ton kertas per tahun. Merek unggulan APRIL adalah kertas PaperOne yang dijual di lebih dari 75 negara dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×