kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,31   1,14%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 830   13,16   1,61%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,83   1,88%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 121   1,88   1,59%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,29   1,65%

Bisnis ritel terpukul Covid-19, ini insentif yang diharapkan Hippindo


Rabu, 05 Agustus 2020 / 09:50 WIB
Bisnis ritel terpukul Covid-19, ini insentif yang diharapkan Hippindo
ILUSTRASI. Aktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) memukul industri ritel di tanah air. Terlebih, di awal masa penyebaran, sejumlah pusat perbelanjaan di beberapa kawasan di Indonesia memilih tutup untuk menghambat penyebaran virus corona. 

Alhasil, sektor ritel menjadi salah satu yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Bahkan, saat fase kenormalan baru dimulai, penjualan sektor ritel pun tak kunjung pulih. 

Untuk itu, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan bahwa pebisnis ritel di Indonesia membutuhkan insentif berupa sokongan pembayaran gaji karyawan dan penyewaan toko.

Baca Juga: Hippindo sebut ada pengelola mal yang menggratiskan tarif sewa terkait PSBB

"Kami mengharapkan pemerintah memberikan insentif kepada kami seperti pemerintah Singapura dan Malaysia mensubsidi pengusaha ritelnya. Hal itu dilakukan dengan penalangan gaji karyawan ritel dan bantuan sewa baik untuk pengusaha ritel dan developer pemilik mall," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Lebih lanjut, Budiharjo memaparkan jika pemerintah saat ini memberikan himbauan kepada pengusaha ritel untuk tidak memberhentikan pekerjanya, sementara biaya gaji karyawan menjadi pukulan berat bagi peritel tiap bulannya.

Dengan memberikan penalangan gaji kepada karyawan kepada perusahaan, perusahaan dapat menggerakkan cashflow untuk membayar supplier dan pengelola pusat perbelanjaan, serta melakukan pembelanjaan barang untuk dijual lagi.

Tak hanya itu, dengan membantu para karyawan, perekonomian kembali terdorong dengan perputaran konsumsi.

"Perputaran ekonomi ini memang perlu didorong dari konsumsi, ini yang sangat penting di industri ritel," sambungnya.

Baca Juga: Hippindo: Diskon dari pengelola mal beragam tergantung negosiasi

Budihardjo menjelaskan, di Singapura dan Malaysia, pemerintahannya memberikan insentif berupa sokongan 70% dari UMP gaji karyawan. Tiap perusahaan, Pemerintah menyuntikkan bantuan kepada sekitar 100 karyawan.

"Dengan stimulus atau insentif pemerintah, serta bantuan dari perbankan, industri ritel dalam negeri masih akan bisa tertopang sampai tahun depan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×