Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis hunian untuk lansia atau senior living dan senior club di Indonesia perlahan tapi pasti mengalami pertumbuhan. Pasalnya, jumlah supply dengan demand terdapat gap yang sangat lebar.
Marlin Marpaung, Presiden Direktur Senior Living D'Khayangan yang juga Ketua Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) menyatakan bahwa bisnis senior living bertumbuh. Hal ini terlihat dari pertumbuhan supply yang mengikuti permintaan yang ada.
"Secara kapasitas total baik senior living dan senior club itu pertumbuhannya bisa 25% karena ada 2-3 perusahaan yang terus bangun. Kalau sebelumnya supply hanya 400 unit tahun ini bisa mencapai 560 unit hunian," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).
Baca Juga: Inilah tarif layanan senior living dan club di Indonesia
Namun jumlah tersebut tidak merata di Indonesia, baru Jabodetabek dan Bali saja yang sudah memiliki fasilitas untuk masyarakat di atas 60 tahun ini. Sedangkan di kota-kota lainnya masih terbilang minim supply kendati demand-nya sangat tinggi.
Sementara itu, Citra Premier Senior Club yang merupakan kerjasama PT Ciputra Residence dengan Living Well Senior Communities juga menyampaikan hal serupa. Saat ini, perusahaan sudah memiliki 100 member padahal kapasitasnya hanya 30 orang sampai 50 orang saja.
"Target daya tampung kami 100 orang, cuma kalau sudah (kedatangan) stabil di 50 orang mungkin kami akan buka fasilitas baru. Total member kami sih sudah 100 orang tetapi untuk fasilitas yang nyaman hanya cukup 30-50 orang," ujar Jonathan Budiman, Corpotate Development Officer Ciputra Group.
Baca Juga: Garap senior living, perusahaan domestik gandeng pemain global
Ia menyebut saat ini tingkat okupansi atau kedatangan baru sekitar 10-15 orang setiap harinya. Nantinya bila sudah mencapai 50 orang baru akan membuka fasilitas baru. Selain itu, Ciputra juga berencana untuk membangun fasilitas sendiri khusus lansia ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News