kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.546   -18,00   -0,11%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Blak-Blakan! Asosiasi Pengembang Sebut Program 3 Juta Rumah Belum Ada Progres


Rabu, 19 Maret 2025 / 21:38 WIB
Blak-Blakan! Asosiasi Pengembang Sebut Program 3 Juta Rumah Belum Ada Progres
ILUSTRASI. Foto udara areal perumahan di Kecamatan Puuwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (21/2/2025). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan menyediakan insentif likuiditas makropudensial secara bertahap senilai Rp80 triliun kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan untuk mendukung program 3 juta rumah. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Joko Suranto mengungkapkan dalam lima bulan terakhir sejak program 3 juta rumah besutan Presiden Prabowo Subianto belum ada progres.

Joko menjelaskan, pihaknya bersama asosiasi pengembang lainnya telah mengikuti arah dan kebijakan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) pada tiga  hingga lima bulan belakangan ini. Menurut dia, selama periode tersebut, progres program 3 juta rumah terbilang nihil.

"Pada saat ini kondisi lima bulan program 3 juta berjalan atau lima bulan setelah ada Kementerian (PKP), maka yang pertama kami melihat kondisi program 3 juta rumah saat ini belum ada progres," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR, Jakarta, Rabu (19/3).

Baca Juga: Pengembang Sebut Program 3 Juta Rumah Tak Bakal Terealisasi di Tahun Pertama Prabowo

Selain itu, Joko menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto tampaknya sudah tidak antusias lagi terhadap program tersebut. Hal ini terbukti karena Prabowo tampak tak lagi membahas program 3 juta rumah.

"Yang saat ini dibicarakan adalah makan bergizi gratis (MBG), hilirisasi, koperasi, Danantara bahkan food estate," tutur Joko.

Di sisi lain, dia menyebutkan, dampak positif dari kehadiran program 3 juta rumah di antaranya ketersediaan 9 juta lapangan kerja dan tumbuhnya pelaku industri swasta baru yang ditaksir bisa mencapai 400.000 di tanah air.

Baca Juga: Sokong 3 Juta Rumah, Perumnas Siapkan 1.575 Ha Buat 150.152 Unit Hunian

Lebih lanjut, Joko menambahkan, asosiasi pengembang saat ini merasa khawatir dan kehilangan bimbingan. Pasalnya, saat masih ada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), para pengembang kerap mendapatkan bimbingan hingga perlindungan.

"Kemarin kita punya Kementerian PUPR, tak pernah bikin problem. Sekarang kita banyak problem sehingga kita merasa tak ada perlindungan bahkan bimbingan, kemudian pelaku pengembang ketakutan akan kepastian usaha mereka dan yang ketiga mereka tak ada kenyamanan," tandas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×