kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bom tak ganggu rencana DPUM di sektor maritim


Sabtu, 16 Januari 2016 / 12:54 WIB
Bom tak ganggu rencana DPUM di sektor maritim


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kalangan pelaku industri maritime mengaku tidak akan menurunkan minat untuk merealisasikan investasi di Indonesia. Meski telah terjadi aksi teror bom  di depan Sarinah, Kamis (13/1/16).

Komisaris Utama PT Dua Putra Utama Makmur Tbk Witjaksono mengaku tetap akan merealisasikan investasi pengembangan kapal penangkap ikan dan kapasitas produksi pengalengan ikan meski ada aksi teror di Sarinah, kemarin.

“Kita tidak akan mengubah rencana untuk menambah investasi di sektor maritim. Percaya dampaknya hanya sementara. Kalau kita liat dengan sigapnya aparat kepolisian menyelesaikan dan mengungkap jaringan para pelaku teror tersebut, aktivitas masyarakat akan kembali normal dalam waktu dekat. Realisasi investasi asing tidak akan terhambat,” katanya, Sabtu (16/1).

Witjak menjelaskan investor akan menahan atau membatalkan investasi jika pemerintahan tidak stabil atau tidak mampu memberikan kepercayaan diri dunia usaha melalui kebijakan yang positif.

“Pernyataan Polri yang telah mengidentifikasi siapa di balik pelaku serangan kemarin kita yakini bisa meningkatkan kepercayaan investor bahwa aparat keamanan kita berkerja secara sigap,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti optimistis rencana investasi di sektor maritime tidak terpengaruh aksi teroris di kawasan Thamrin karena aparat keamanan bekerja cepat dan sigap.

Selain itu, investor tetap tertarik menanam modal di Indonesia karena berbagai kebijakan pemerintah memangkas aturan maupun izin yang tidak ramah terhadap investasi.

"Menurut saya, tidak ada negara di dunia yang senyaman Indonesia untuk berbisnis dengan berbagai kebijakannya," kata Susi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×