kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Amman Mineral: Kami belum ada rencana IPO dalam waktu dekat


Selasa, 18 Juni 2019 / 16:51 WIB
Bos Amman Mineral: Kami belum ada rencana IPO dalam waktu dekat


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Direktur Utama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau menegaskan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat ini. Dengan penegasan tersebut, Rachmat menepis kabar bahwa AMNT akan melakukan Initial Public Offering (IPO) di sekitar periode Kuartal IV 2019.

"Kita belum ada rencana IPO," kata Rachmat kepada awak media di Jakarta pada Selasa (18/6). Sebelumnya beredar kabar, AMNT akan melantai di bursa dengan mengincar dana sebesar US$ 600 juta. IPO tersebut rencananya akan digelar pada kuartal IV 2019.

Kendati demikian, Rachmat mengatakan bahwa pihaknya tetap akan mempersiapkan diri apabila sewaktu-waktu perusahaan yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara itu membutuhkan pendanaan melalui instrumen lantai bursa. Rachmat mengklaim, sekarang ini AMNT pun telah dikelola dengan standar perusahaan terbuka.

"Tentunya kita siap-siap saja. Kan standar perusahaan terbuka sudah kita implementasikan," tutur Rachmat.

Saat ini, AMNT memang tengah berinvestasi pada sejumlah proyek dan pengembangan operasional. Khususnya untuk pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga dan eksplorasi tambang.

Rachmat menjelaskan, saat ini AMNT tengah fokus untuk merampungkan pembangunan smelter yang ditargetkan sudah bisa beroperasi pada akhir tahun 2022. Rachmat bilang, smelter tersebut akan memiliki kapasitas sebanyak 1,3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Per Januari 2019, imbuh Rachmat, progres pembangunan smelter ini sudah mencapai 13,6%. Saat ini, proyek tersebut berada dalam Front End Engineering Design (FEED) dengan menggandeng perusahaan teknologi pertambangan asal Finlandia, Outotec.

Untuk kisaran nilai investasi yang dibutuhkan, Rachmat masih enggan untuk menyampaikan. Begitu juga dengan dana yang sudah dikeluarkan hingga saat ini.

Rachmat mengatakan, nilai investasi yang dibutuhkan baru akan diketahui setelah proses FEED rampung pada Oktober 2019. Sedangkan sampai sekarang ini, pendanaan masih dialokasikan dari kas internal.

"Nanti (kebutuhan dana) baru kelihatan setelah FEED selesai. Nanti info angkanya dikasih, (hingga saat ini) masih kas internal," terangnya. Selain untuk smelter, AMNT pun mengalokasikan dananya untuk eksplorasi tambang. Saat ini, AMNT juga berfokus untuk melakukan eksplorasi tambang di Blok Elang.

Rachmat menerangkan, setelah menjadi perusahaan nasional, AMNT telah fokus untuk melakukan eksplorasi secara intensif sejak tahun 2017. Secara total, biaya eksplorasi yang sudah dialokasikan AMNT sudah mencapai lebih dari US$ 100 juta.

Pada tahun ini saja, AMNT menganggarkan dana sebesar US$ 28 juta untuk mengekplorasi blok tambang ini. Dengan alokasi dana tersebut, Rachmat mengklaim AMNT menjadi salah satu perusahaan tambang dengan investasi terbesar pada tahap eksplorasi di tanah air.

"Eksplorasi di mineral temabga tidak murah, Amman Mineral salah satu perusahaan yang spending eksplorasi terbesar," tandas Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×