kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Bos Esemka: Kami bukan mobil nasional, tapi kami murni Indonesia


Rabu, 14 Agustus 2019 / 13:51 WIB
Bos Esemka: Kami bukan mobil nasional, tapi kami murni Indonesia
ILUSTRASI. PABRIK MOBIL ESEMKA


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Esemka menolak disebut sebagai mobil nasional (mobnas) Indonesia. Pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) mengatakan, lebih cocok disebut mobil produksi Indonesia, ketimbang mobnas.

Eddy Wirajaya, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) mengatakan, status mobnas tidak tepat buat Esemka.

Sebab Esemka merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan atau produksi mobil di Indonesia, tepatnya melalui pabrik yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah.

Baca Juga: Heboh isu Esemka Rebadge dari mobil China, benarkah?

"Kami bukan mobil nasional, tapi kami murni Indonesia. Kami produksi mobil di Indonesia dengan menggunakan tenaga dari Indonesia," ucap Eddy Wirajaya, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), di Jakarta, Selasa (13/8).

Para pekerja yang ada di pabrik itu juga diambil dari lulusan berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Solo Raya serta Jawa Tengah.

Eddy menegaskan bila Esemka sudah mulai beroperasi layaknya pabrik mobil lain tanpa adanya fasilitas khusus dari pemerintah. Kembali ke sejarah otomotif nasional, pemakaian kata mobnas di Esemka tidak tepat.

Kala itu pada pada 1996 Indonesia dituduh melanggar beberapa poin pada ketentuan General Agreements on Tariff and Trade (GATT). Selanjutnya pada 22 April 1998, badan penyelesaian sengketa (Dispute Settlement Body) WTO memutuskan bahwa program mobnas melanggar asas perdagangan bebas.

Proyek mobnas pun ditutup dan sejak itu tidak ada lagi istilah mobnas. "Kami juga menggunakan komponen dari perusahaan lokal untuk suku cadang. Investasi kami murni Indonesia, tidak ada dari pihak asing dan tanpa ada pak Jokowi, itu clear," kata Eddy. (Gilang Satria

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Kenapa Istilah Mobil Nasional Tidak Cocok pada Esemka",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×