Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) tengah merancang pembangunan pabrik daur ulang baterai kendaraan listrik sebagai bagian dari pengembangan ekosistem baterai di dalam negeri.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, baterai berbasis Nickel Manganese Cobalt (NMC) dapat didaur ulang hingga 99%, memungkinkan pemanfaatan kembali nikel dalam produksi baterai baru.
“Itu (baterai) bisa direcycle kembali sehingga nikelnya itu bisa kita gunakan kembali. Recyclingnya itu hampir 99 persen. Jadi satu hal yang sangat menarik rangkaian ini dari segi industri sendiri ada baterai recycling,” kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2).
Menurut Toto, keberlanjutan industri baterai kendaraan listrik dapat terjaga melalui proses daur ulang ini. Ia menepis kekhawatiran bahwa cadangan nikel Indonesia akan cepat habis karena digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik.
"Jadi sustainability itu akan selalu ada, ketakutan bahwa nikel kita untuk baterai EV itu langsung hilang, ini ada solusi sebenarnya," jelasnya.
Baca Juga: IBC Resmi Jadi Holding, Ini Perkembangan Proyek Baterai di Indonesia
Selain proyek pabrik daur ulang, IBC juga menyusun peta jalan untuk pengembangan ekosistem baterai yang mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari bahan baku hingga daur ulang.
“Jadi kalau kami laporkan yang khusus untuk IBC dari kerjasama end to end ini yang ada di kami adalah baterai materials, baterai sel dan baterai recycling,” tambah Toto.
Adapun, pemerintah turut mendukung inisiatif ini dengan menetapkan proyek daur ulang baterai sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Beberapa proyek terkait, termasuk yang dijalankan oleh PT Antam di sektor hulu dan produksi sel baterai, juga telah masuk dalam daftar PSN.
Meski demikian, pembangunan pabrik daur ulang ini baru akan dimulai sekitar tahun 2027 atau 2028, seiring dengan masa pakai baterai kendaraan listrik yang diperkirakan mencapai delapan tahun sebelum memasuki tahap daur ulang.
"Proses (daur ulang) ini baru bisa dilakukan di tahun 2027/2028, jadi ini memang belum dimulai secara intensif karena dia harus menunggu baterai itu terproduksi dulu dan biasanya ada life cycle sekitar 8 tahun untuk bisa melakukan recycling," pungkas Toto.
Selanjutnya: DPR Ungkap Ada Empat Perubahan Muatan dalam RUU Minerba
Menarik Dibaca: 6 Tips Parenting Anak Tunggal agar Tidak Manja dan Egois
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News