Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong perkembangan kerjasama antara Inpex Corporation (Inpex) selaku pengembang Blok Masela dengan PT Pupuk Indonesia.
Sebelumnya, tepatnya pada tahun 2022, Inpex dan Pupuk Indonesia telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pemanfaatan gas.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan dorongan ini berkaitan dengan perkembangan MoU menjadi perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HOA) pemanfaatan gas Blok Masela.
"Saya sudah minta untuk menjadi minimum HOA, pabrik pupuk juga sudah minta alokasi, pabrik pupuknya BUMN," ungkap Djoko saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (14/2).
Baca Juga: Kerek Produksi Blok Cepu, SKK Migas Dorong Percepatan Pengeboran
Untuk diketahui, MoU Inpex dengan Pupuk Indonesia ini bertujuan untuk pengembangan proyek blue amonia dan amonia urea dengan target penyerapan gas diprediksi mencapai 240 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Selain dorongan pada proyek kerjasama dengan Pupuk Indonesia, Djoko juga mengatakan saat ini tender konstruksi atau front-end project engineering, procurement, and construction (FPCI) tengah berlangsung dan ditargetkan tahun ini mendapatkan pembeli lainnya.
"Sedang berlangsung kan (FPCI), pokoknya tahun ini diharapkan buyer gasnya itu sudah ada. Setelah buyer gas ada, kan bisa Final Investment Decision (FID) gitu," jelasnya.
Sedangkan target on-stream atau mulai produksi dari lapangan abadi itu tidak berubah. Yaitu paling cepat di awal tahun 2029 dan paling lama pertengahan 2029.
"2029 lah paling cepet on stream. Ya paling telat pertengahan lah," tambahnya.
Baca Juga: Inpex Gandeng Royal HaskoningDHV Optimalkan Proyek Blok Masela
Sebelumnya, pada Selasa (11/02), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan telah memberikan Surat Peringatan 1 (SP1) kepada Inpex selaku pengembang Blok Masela.
Peringatan ini dikeluarkan lantaran setelah 26 tahun setelah Plan of Development (POD) disetujui, Blok Masela belum juga masuk tahap produksi.
"Ada satu wilayah kerja yang sudah 26 tahun, sudah menemukan ini gas terbesar tapi tidak dinaikkan statusnya. Saya sudah bikin surat peringatan pertama," ucap Menteri Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta.
Bahlil juga mengancam, jika surat tersebut tidak segera mendapatkan jawaban maka pihaknya tak segan-segan mencabut izin operasi INPEX atas Blok Masela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News