Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
BANYUWANGI. Bosowa Group memulai pembangunan (groundbreaking) Terminal LPG Pressurized di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (22/01). Peletakan batu pertama Terminal LPG tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian MSHidayat disaksikan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Founder Bosowa HM Aksa Mahmud, CEO Bosowa Erwin Aksa serta jajaran manajemen Bosowa.
Menurut Erwin Aksa, proyek tersebut menelan investasi sebesar Rp 787 miliar. Dana tersebut berasal dari pinjaman PT Bank Mega Tbk. Dikatakannya, proyek ini dimiliki dan akan dikelola oleh anak usaha Bosowa yakni PT Misi Mulia Petronusa.
Proyek ini ditargetkan akan selesai kurang dari dua tahun. “Mudah-mudahan akan selesai dalam 22 bulan,” pungkas Erwin.
Terminal LPG berdiri di atas lahan seluas lebih dari 9 hektare di Jalan Gatot Subroto KM 05 Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi - Jawa Timur. Sebelumnya di lokasi yang sama Bosowa juga tengah mengerjakan pembangunan pabrik Semen Bosowa Banyuwangi.
Erwin optimistis akan prospek bisnis ini, sebab fasilitas terminal ini sudah terikat kontrak dengan PT Pertamina (Persero). Nantinya, akan berdiri sejumlah fasilitas jetty berkapasitas 6.500 dwt, 4 tangki LPG yang masing-masing berkapasitas 2.500 mt atau totalnya 10.000 mt, 6 unit filling sheds, control room, dan fasilitas lainnya.
“Diharapkan kehadiran Terminal Gas dan Semen Bosowa nantinya dapat mendorong ekonomi lokal bahkan sampai Jawa Timur dan Bali,” ucap Erwin.
Terminal ini nantinya mampu menampung sebesar 10.000 mt LPG untuk kemudian didistribusikan ke Jawa Timur dan Bali.
Sebelumnya, Bosowa juga telah meresmikan beroperasinya Terminal LPG melalui anak usahanya PT Bosowa Duta Energasindo dengan kapasitas 10.000 metrik ton, di Makassar, Sulawesi Selatan, senilai US$ 70 juta (Rp857,5) . Terminal tersebut memperluas jalur distribusi LPG PT Pertamina di kawasan timur Indonesia.
Keberadaan Terminal LPG itu membantu pemenuhan kebutuhan LPG di seluruh Sulawesi Selatan, Manado, Gorontalo, Kendari serta pulau-pulau kecil di sekitar Sulawesi. Selain itu, terminal ini dinilai juga dapat mendukung program konversi minyak tanah menjadi gas/LPG, yang telah dimulai sejak 2007, seiring upaya pemerintah mendorong penggunaan energi non-BBM untuk mengurangi subsidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News