Reporter: Yohan Rubiyantoro,Abdul Wahid Fauzie |
Bosowa Akan Bangun Pabrik di Jawa Senilai US$ 200 juta
JAKARTA. Sayap bisnis Grup Bosowa sebentar lagi kian lebar. Bosowa berencana memperluas bisnisnya ke Jawa dengan mendirikan pabrik semen baru di Pati, Jawa Tengah.
Direktur Utama PT Semen Bosowa Erwin Aksa mengatakan, kapasitas pabrik baru di Pati yang akan berdiri di lahan seluas 500 hektare ini sebesar 2 juta ton. "Semua masih dalam tahap kajian dari segala faktor, termasuk aspek lingkungan, semoga tahun depan sudah dibangun," katanya, Rabu (8/10).
Erwin bilang, untuk proyek pabrik baru ini, pihaknya membutuhkan dana sebesar US$ 200 juta. Bosowa berencana mencari dana lewat penerbitan saham perdana di pasar modal alias initial public offering (IPO) dan penjualan saham ke mitra strategis. "Kajian sementara ini, 20% pendanaan lewat pasar modal dan 20% lainnya dari strategic sales. Tapi, kami tetap menjadi pemegang mayoritas kepemilikan," tegasnya.
Menurut Erwin, saat ini sudah ada tiga perusahaan asing yang siap membeli saham Bosowa. Mereka adalah The Siam Cement Co. Ltd asal Thailand, YTL Corporation Berhad asal Malaysia, dan Lavarge SA asal Prancis. Kata Erwin, ketiga perusahaan ini siap menyuntikkan dana berapa pun untuk mendukung rencana bisnis Semen Bosowa.
Erwin memaparkan, muasal pembangunan pabrik baru di Jawa ini karena kebutuhan semen nasional tahun depan akan meningkat menjadi 40 juta ton. Sementara, produksi semen saat ini baru 39,1 juta ton, alias baru 85% dari total kapasitas terpasang. "Ada defisit semen sekitar 1 juta ton hingga tiga-empat tahun ke depan," katanya.
Dengan pendirian pabrik baru ini, kapasitas produksi Semen Bosowa akan meningkat menjadi 5,2 juta ton per tahun. Sebab, Bosowa juga berniat meningkatkan kapasitas produksi pabrik di Maros, Sulawesi Selatan menjadi 2 juta ton dengan nilai investasi sebesar US$ 10 juta. Sementara, sisanya dihasilkan dari pabrik di Batam yang berkapasitas 1,2 juta ton.
Langkah Bosowa membangun pabrik semen baru ini agaknya memang tepat. Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono pernah mengatakan, permintaan semen di pasar nasional terus melonjak mencapai 41 juta ton alias terus defisit 2 juta ton. Hingga semester I 2008, permintaan semen tembus 18,89 juta ton atau tumbuh 21,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 15,6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News