kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BP Migas tunggu laporan transaksi penjualan saham Blok Masela


Minggu, 24 Juli 2011 / 19:20 WIB
ILUSTRASI. Ini 6 generasi yang ada di masyarakat, sudah tahu apa saja? Foto: Ilustrasi generasi alpha. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan asal Jepang, Inpex Corporation telah menjual 30% saham di blok Masela kepada Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell). External Affairs Manager GA & HR Departement Inpex Alfred Manayang mengatakan, penjualan saham tersebut sudah sesuai prosedur. "Eksekusinya Jumat 922/7)," ujarnya.

Menanggapi penjualan saham tersebut, Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Kelembagaan BP Migas Gde Pradnyana menuturkan, BP Migas tidak memiliki kewenangan untuk ikut campur dalam transaksi participating interest (PI). Menurutnya, penetapan PI itu diserahkan kepada masing-masing perusahaan.

Kata Gde, BP Migas hanya menetapkan operator blok. Dalam blok Masela, pemerintah tetapkan Inpex sebagai operatornya. Terkait Inpex menggandeng siapa, BP Migas menyerahkan semuanya kepada Inpex. Meski demikian, transaksi tersebut harus dilaporkan kepada BP Migas.

"Kalau sudah deal mereka harus lapor ke BP Migas, tapi kalau masih pembicaraan dan tahap negosiasi tidak wajib lapor ke BP Migas," kata Gde yang mengaku belum mengetahui apakah Inpex sudah melaporkan transaksi ini atau belum.

Sementara itu, terkait keinginan perusahaan migas plat merah (PT Pertamina) yang ingin masuk dalam blok Masela, Gde tidak mau berkomentar banyak. Dia hanya menegaskan, BP Migas tidak berhak mendikte dengan siapa Inpex harus bermitra. "Mungkin Pertamina memiliki pertimbangan bisnis sendiri, BP Migas juga tidak tahu bagaimana bisnis pertamina," imbuhnya.

Dengan penjualan saham tersebut, kini komposisi kepemilikan saham di Blok Masela terdiri dari Inpex Masela sebesar 60%, Shell Upstream Overseas Services Limited sebesar 30%, dan PT Energi Mega Persada (anak usaha grup bakrie) sebesar 10%. Asal tau saja, sesuai dengan perhitungan BP Migas, total biaya investasi di blok Masela bisa menelan dana sebesar US$ 19 miliar.

Pada Desember 2010, Inpex sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lapangan gas abadi menjadi proyek Floating LNG terminal. Pada tahap awal, diperkirakan produksi LNG mencapai 2,5 juta ton pada 2018 nanti. Alfred bilang, saat ini, Inpex Masela sedang persiapan lelang Front End Engineering and Design (FEED) Contract. "Mudah-mudahan FEED selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yaitu semester pertama 2012," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×