Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan asal Jepang, Inpex Corporation telah menjual 30% saham di blok Masela kepada Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell). External Affairs Manager GA & HR Departement Inpex Alfred Manayang mengatakan, penjualan saham tersebut sudah sesuai prosedur. "Eksekusinya Jumat 922/7)," ujarnya.
Menanggapi penjualan saham tersebut, Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Kelembagaan BP Migas Gde Pradnyana menuturkan, BP Migas tidak memiliki kewenangan untuk ikut campur dalam transaksi participating interest (PI). Menurutnya, penetapan PI itu diserahkan kepada masing-masing perusahaan.
Kata Gde, BP Migas hanya menetapkan operator blok. Dalam blok Masela, pemerintah tetapkan Inpex sebagai operatornya. Terkait Inpex menggandeng siapa, BP Migas menyerahkan semuanya kepada Inpex. Meski demikian, transaksi tersebut harus dilaporkan kepada BP Migas.
"Kalau sudah deal mereka harus lapor ke BP Migas, tapi kalau masih pembicaraan dan tahap negosiasi tidak wajib lapor ke BP Migas," kata Gde yang mengaku belum mengetahui apakah Inpex sudah melaporkan transaksi ini atau belum.
Sementara itu, terkait keinginan perusahaan migas plat merah (PT Pertamina) yang ingin masuk dalam blok Masela, Gde tidak mau berkomentar banyak. Dia hanya menegaskan, BP Migas tidak berhak mendikte dengan siapa Inpex harus bermitra. "Mungkin Pertamina memiliki pertimbangan bisnis sendiri, BP Migas juga tidak tahu bagaimana bisnis pertamina," imbuhnya.
Dengan penjualan saham tersebut, kini komposisi kepemilikan saham di Blok Masela terdiri dari Inpex Masela sebesar 60%, Shell Upstream Overseas Services Limited sebesar 30%, dan PT Energi Mega Persada (anak usaha grup bakrie) sebesar 10%. Asal tau saja, sesuai dengan perhitungan BP Migas, total biaya investasi di blok Masela bisa menelan dana sebesar US$ 19 miliar.
Pada Desember 2010, Inpex sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lapangan gas abadi menjadi proyek Floating LNG terminal. Pada tahap awal, diperkirakan produksi LNG mencapai 2,5 juta ton pada 2018 nanti. Alfred bilang, saat ini, Inpex Masela sedang persiapan lelang Front End Engineering and Design (FEED) Contract. "Mudah-mudahan FEED selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yaitu semester pertama 2012," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News