kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BP Statistical Review: Konsumsi energi primer semakin meningkat


Rabu, 16 Oktober 2019 / 23:30 WIB
BP Statistical Review: Konsumsi energi primer semakin meningkat
ILUSTRASI. Persediaan BBM Ramadhan 2019: Suasana pengisian bahan bakar di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (7/5). Pada momentum Ramadan dan Idul Fitri 2019 Pertamina menyiapkan sebanyak 1.118.277 kiloliter (KL) Premium untuk 21 hari, dan sekitar 1.103.505 KL P


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. British Petroleum (BP) Statistical Review mencatat sepanjang tahun 2018 terjadi peningkatan konsumsi energi primer sebesar 4,9% didasari peningkatan tinggi akan layanan transportasi.

Dalam laporannya yang dikutip Rabu (16/10), capaian ini bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata tahunan selama sepuluh tahun terakhir (2007-2017) yang sebesar 2,8%.

Porsi energi primer terbesar bersumber dari minyak bumi sebesar 45% yang didorong lewat pertumbuhan kebutuhan bahan bakar. Kendati demikian, produksi minyak malah tercatat menurun. BP Statistical Review menjelaskan, penurunan selama 2018 sebesar 3,5%.

Baca Juga: 19 proyek EBT kesulitan pendanaan, ESDM: Kami terus dorong

Peningkatan sektor minyak juga diikuti oleh sektor batubara yang meningkat konsumsinya mencapai 7,7% di atas pertumbuhan rata-rata 10 tahun terakhir (2007-2017) yang tercatat sebesar 4,7%.

Konsumsi batubara yang mencapai 62 ribu toe (million tons of electricity) diakibatkan pertumbuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mencapai 66%. Lonjakan produksi batubara sebesar 19% juga menjadi pemicu.

Baca Juga: Group Chief Economist BP: Lebih baik kembangkan kendaraan listrik roda dua dan tiga

Peningkatan juga dirasakan melalui penggunaan gas alam sebesar 0,4 Bcm atau 1,1% pada 2018. Daya output dari kapasitas berbahan bakar gas meningkat 4 TWh dari 56 TWh pada 2017 menjadi 60 TWh pada 2018.

Sementara itu, permintaan regional terhadap biodiesel yang meningkat tercermin lewat lonjakan produksi biofuel sebesar 81% di 2018 dari 50 Kboe/d menjadi 91 Kboe/d.

Hal berbeda justru terjadi pada energi baru terbarukan. Merujuk kajian BP Statistic Review 2019, peningkatan Pembangkit listrik tenaga angin dan surya masih diabaikan di Indonesia.

Kendati demikian, produksi biomassa dan panas bumi alami peningkatan sebanyak 8,9% atau mencapai 3 Mtoe pada tahun 2018. Energi terbarukan menyumbang 5,5% dari total pembangkit pada 2018, atau meningkat tipis dari 5,3% tahun sebelumnya.

Baca Juga: Maksimalkan blok migas dalam negeri, ENRG yakin target produksi migas harian tercapai

Selain produksi komoditas energi yang meningkat, total emisi karbon dari energi meningkat hingga 543 Mt pada tahun lalu atas sekitar 5,2% dari 2017 dan menyumbang sekitar 1,5% dari total emisi global.

Terakhir, peningkatan terjadi para penggunaan energi per kapita sebesar 24% sejak tahun 2008. Sayangnya angka ini tidak lebih baik dari capaian rata-rata global sebesar 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×