kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

BPH Migas pegang janji Pertamina untuk rampungkan digitalisasi SPBU di Kuartal-I 2020


Senin, 16 Desember 2019 / 06:12 WIB
BPH Migas pegang janji Pertamina untuk rampungkan digitalisasi SPBU di Kuartal-I 2020
ILUSTRASI. Penyaluran BBM Pertamina: Pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina, Jakarta Selatan, Jumat (9/8). Petamina MOR III memperkirakan konsumsi BB pada Satgas Idul Adha diperkirakan stabil tidak ada kenaikan yang berarti. KONTAN/Baihaki/9/8/2019


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta supaya PT Pertamina (Persero) bisa segera merampungkan program Noozle alias digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak mengungkapkan, Pertamina berjanji bisa merealisasikan noozle pada 5.518 SPBU pada Kuartal I tahun depan.

"Pertamina yang menjanjikan seperti itu, bukan kami. BPH Migas meminta supaya ini bisa cepat diselesaikan, untuk memudahkan pengendalian penyaluran BBM," kata Alfon saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (15/12).

Baca Juga: Kuota BBM Subsidi 2020 sudah ditentukan, begini kesiapan Pertamina dan AKR

Dari sejumlah SPBU yang ditargetkan akan terdigitalisasi itu, Anggota Komite BPH Migas Henry Achmad mengatakan bahwa hingga saat ini, program noozle tersebut baru terealisasi sekitar 40%. "Kurang lebih baru 2.300 SPBU yang terinstall (noozle), sekira baru 40% dari yang ditargetkan," sambungnya.

Baik Alfon maupun Henry mengatakan, BPH Migas mendorong agar program digitalisasi ini bisa segera terealiasi. Sebab, noozle ini menjadi instrumen yang penting bagi pengawasan dan pengendalian, khususnya dalam penyaluran BBM bersubsidi.

Melalui digitalisasi ini, kata Alfon, penyaluran BBM bersubsidi bisa tepat sasaran, baik secara volume maupun konsumen penggunanya.

Baca Juga: Pertamina buka 62 outlet delivery Bright Gas di area Bekasi hingga Subang

"Dengan ini kita bisa tahu, siapa yang mengisi (BBM), plat nomornya berapa, berhak atau tidak, berapa volumenya. Jadi bisa terkontrol, karena BBM subsidi harus tepat volume dan tepat sasaran," jelas Alfon.

Adapun, program digitalisasi noozle SPBU ini dijalankan oleh PT Pertamina (Persero) yang bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Dimulai pada Agustus 2018, program ini awalnya ditargetkan bisa rampung pada akhir 2018. Namun, target itu tidak tercapai, dan berubah menjadi pertengahan hingga akhir tahun ini.

Sayangnya, penyelesaian program ini terus molor hingga tahun depan. "Targetnya mundur dari 2018, pertengahan 2019, mundur lagi ke 2020," kata Alfon.

Baca Juga: Kementerian BUMN: B30 akan dilaunching akhir bulan ini

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjanjikan akan merampungkan program ini pada Kuartal I-2020. Nicke mengatakan, penyelesaian noozle sejalan dengan fokus Pertamina di tahun depan untuk meningkatkan pengawasan pada BBM dan LPG bersubsidi agar tepat sasaran.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×