Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur jaringan gas (Jargas) tertuang dalam sasaran rencana umum energi nasional untuk pemenuhan kebutuhan energi final sektor rumah tangga. Yang mana ditaragetkan pada 2025 akan membangun jaringan gas kota bagi 4,7 juta sambungan rumah tangga (SR) pada tahun 2025.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajogio menyampaikan dengan masyarakat menggunakan gas pipa mampu menekan impor LPG.
Hal senada dikatakan oleh Kepala Seksi Akun Pengaturan dan Tarif BPH Raden Mas Irawan Kusuma. “Pada 2018 pengurangan impor datanya 2.831 ton per tahun, atau setara dengan Rp 18,8 miliar per bulan,” ungkapnya, Selasa (5/3).
Ia menyampaikan data impor LPG pada tahun lalu sebesar 5 juta ton setara 60% dari total kebutuhan nasional, sedangkan pasokan dalam negeri sekitar 2 juta ton. Oleh karena itu, dengan pembangunan dan distribusi jargas mampu menekan impor LPG.
Dalam pengelolaan distribusinya, BPH Migas tak hanya memberi kesempatan pada badan usaha miliki negara dan badan usaha milik daerah, BPH Migas juga memberi peluang untuk swasta serta koperasi untuk mengelola penyediaan jargas ini.
Tahun 2018 pembangunan Jargas telah mencapai 325.773 SR yang tersebar di 45 wilayah kabupaten atau kota. Jugi menuturkan pada tahun ini ditargetkan bisa membangun sekitar 80.000 hingga 100.000 SR dengan biaya atau kemampuan negara sekitar Rp 1 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News