kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPKH: Investasi pada fasilitas akomodasi untuk ciptakan ekosistem haji dan umrah


Minggu, 08 Agustus 2021 / 19:22 WIB
BPKH: Investasi pada fasilitas akomodasi untuk ciptakan ekosistem haji dan umrah


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Ekosistem Haji

Skema investasi untuk membangun fasilitas akomodasi bagi jemaah haji dan umrah ini menurut Hurriyah telah sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji.

Investasi ini sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem haji dan umrah. Sehingga tidak hanya memenuhi peningkatan kualitas layanan untuk jemaah, melainkan juga bisa memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian.

Hurriyah menjelaskan, ada sejumlah multiplier effect yang akan timbul dari model investasi ini. Pertama, pembangunan dan pengoperasian fasilitas akomodasi dengan konsep mixed use tersebut akan menyerap banyak tenaga kerja Indonesia. Hal ini juga bisa memberikan kemudahan pelayanan bagi jemaah.

"Mayoritas jemaah (haji) kita kan dari daerah yang belum tentu bisa Bahasa Inggris atau Arab. Jadi selain menyerap lapangan kerja dari WNI, yang pertama kita pastikan adalah kualitas layanan bagi jemaah harus tetap yang terbaik, serta bisa menyesuaikan selera dan apa yang dibutuhkan," jelas Hurriyah.

Kedua, terkait dengan harga. Dengan investasi pada fasilitas dan akomodasinya, pengelolaan harga bisa dilakukan sehingga tidak selalu bergantung pada kontrol harga oleh pasar.

Baca Juga: Wujudkan Proyek Rumah Indonesia di Mekkah, PTPP dan BPKH gandengan

Ketiga, mendatangkan devisa. Hurriyah memberikan contoh, dengan adanya pembangunan fasilitas akomodasi seperti hotel, apartemen, hingga pusat perbelanjaan, maka pasar untuk barang-barang dan makanan Indonesia akan semakin terbuka. Alhasil, ada laju ekspor barang seperti bahan baku dan bumbu masakan yang didatangkan dari Indonesia.

"Barang-barang yang dibeli dan dibawa pulang jemaah juga itu kan tidak semuanya made in Saudi. Jadi nanti difasilitasi barang-barang dan pembayaran Indonesia. Dan walaupun barangnya made in sana, ketika pemilik toko orang Indonesia, kan manfaat ekonominya kembali ke kita," sebut Hurriyah.

Dengan begitu, model investasi yang dilakukan pada pembangunan fasilitas dan akomodasi ini bisa memutar dana dan devisa agar tidak hangus dengan percuma. Jemaah pun bisa mendapatkan nilai manfaat secara ekonomis dan juga dalam bentuk peningkatan kualitas layanan.

"Visinya menciptakan ekosistem haji. Jadi, walaupun kami subsidi, uangnya kembali ke kami. Ketika balik ke kami, kami kembalikan ke jemaah. Artinya dari jemaah, untuk jemaah," pungkas Hurriyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×