Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pembangunan independent power producer (IPP) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) fotovoltaik di Gorontalo dengan kapasitas mencapai 2 megawatt (MW) bakal segera dimulai. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan PT Brantas Energi sebagai pemenang lelang pengembangan proyek tersebut.
Alihudin Sitompul, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM mengatakan, pelaksanaan lelang PLTS Gorontalo yang telah digelar sejak Desember silam sudah memasuki tahap akhir. "Pemenang lelang sudah kami tetapkan yaitu PT Brantas Energi, dan sekarang memasuki masa sanggah," kata dia ke KONTAN, Selasa (11/2).
Dalam kompetisi tender PLTS tersebut, Brantas Energi menyisihkan 11 perusahaan lain, seperti PT Len Industri, PT Surya Solarsys Indonesia Prima, PT Bara Inti Semesta, dan PT Kutilang Paksi Mas. Brantas Energi menawarkan harga jual listrik dari PLTS Gorontalo kepada PT PLN sebesar US$ 22,95 sen per kilowatt hour (kwh) dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 69%.
Alihudin mengatakan, investasi setiap 1 MW diperkirakan mencapai Rp 25 miliar, sehingga total investasi ditaksir akan mencapai Rp 50 miliar. Sedangkan jumlah lahan yang dibutuhkan untuk pemasangan panel surya dan areal pembangkit mencapai 1,2 hektare untuk setiap 1 MW.
"Kami mengharapkan PLTS ini mulai bisa beroperasi secara komersial sesuai dengan target waktu. Kami akan mendorong, para pemenang tender untuk mempercepat penyelesaian pembangkit," kata Alihudin.
Kementerian ESDM juga telah menetapkan PT Len Industri sebagai pemenang IPP PLTS Kupang dengan total kapasitas 5 MW. Tahun ini, pemerintah berencana menggelar lelang IPP PLTS di 80 titik dengan total kapasitas setrum sebesar 140 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News