kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Budi Starch & Sweetener (BUDI) Siapkan Belanja Modal Rp 90 Miliar di 2022


Senin, 25 April 2022 / 16:34 WIB
Budi Starch & Sweetener (BUDI) Siapkan Belanja Modal Rp 90 Miliar di 2022
ILUSTRASI. Pabrik BUDI Starch & Sweetener Tbk dahulu bernama Budi Acid Jaya, dari grup Sungai Budi Group


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) optimistis kinerja penjualannya di tahun ini akan ditopang dari segmen bisnisnya di lokal maupun luar negeri. Untuk meraih peluang tersebut, BUDI menyiapkan belanja modal Rp 90 miliar di tahun ini. 

Wakil Presiden Direktur Budi Starch & Sweetener Sudarmo Tasmin mengatakan, berkaca dari tahun lalu pasar ekspor naik signifikan karena permintaan tepung tapioka yang tinggi. Beberapa negara tujuan ekspor produk-produk Budi Starch and Sweetener ialah ke China, Vietnam, Taiwan, Filipina, Amerika dan Malaysia. 

“Di sisi lain, untuk penjualan ke dalam negeri, kami optimistis dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus tumbuh, maka permintaan lokal terhadap produk Perseroan akan meningkat juga,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (25/4). 

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Kinerja, Budi Starch (BUDI) Siapkan Capex Rp 90 Miliar Tahun Ini

Maka itu, Sudarmono menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mencermati kondisi pasar dan memanfaatkan peluang yang ada. 

Asal tahu saja, Sudarmono mengungkapkan kinerja di sepanjang 2021 lebih baik dibandingkan 2020. Hasil panen singkong di tahun lalu lebih tinggi dibandingkan 2020 sehingga kuantitas penjualan tepung tapioka meningkat dan memberikan kontribusi bagi peningkatan penjualan dan laba. 

“Di kuartal III 2021 penjualan tepung tapioka memberikan kontribusi 74% dari total penjualan konsolidasian,” ujarnya. 

Sebagai informasi, total kapasitas produksi tepung tapioka yang dimiliki BUDI sebanyak 885.000 ton yang dapat menampung singkong di masa puncak panen. Adapun 80% fasilitas produksi berada di daerah Lampung yang merupakan provinsi penghasil singkong terbanyak di Indonesia, sementara 20% lainnya tersebar di pulau Jawa dan Sulawesi. 

BUDI mengoperasikan sebanyak 12 pabrik di wilayah Lampung, lalu dua pabrik di wilayah Jawa Timur (Ponorogo dan Madiun), satu pabrik di wilayah Jawa Tengah (Solo) dan satu pabrik di wilayah Sulawesi Selatan (Makassar).

 

Untuk mendukung target dan mewujudkan peluang bisnis yang dilihatnya di sepanjang tahun ini, Sudarmono mengatakan pihaknya menyiapkan belanja modal sebesar Rp 90 miliar yang dialokasikan untuk pengeluaran modal rutin. 

Melansir laporan keuangannya hingga September 2021, penjualan BUDI didominasi dari penjualan lokal senilai Rp 2,10 triliun, meningkat 19,7% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 1,75 triliun.

Di sisi lain, terjadi peningkatan pesat pada penjualan ekspor hingga 992,2% yoy dari yang sebelumnya Rp 46,27 miliar di kuartal III 2020 menjadi RP 505,93 miliar di periode yang sama 2021. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×