Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kinerja ekspor ikan hias pada Januari-April tahun ini cukup menggembirakan. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan nilai ekspor ikan hias di 4 bulan pertama 2011 sebesar Rp 38 miliar. Nilai ini naik 50% dari ekspor periode sama tahun 2010 yang sebesar Rp 19 miliar.
Sugiarto Budiono, Ketua Komite Ikan Hias Indonesia (KIHI), mengatakan ekspor ikan hias biasanya memang tinggi pada bulan-bulan awal saban tahunnya. Sebab, para importir yang berada di Eropa meningkatkan permintaannya sebagai persiapan menghadapi musim panas yang jatuh pada bulan Juni. "Pada musim panas itulah mereka menjual ikan hias kepada masyarakat di sana," ungkapnya, di Jakarta, Kamis (19/5).
Produksi ikan hias secara nasional memang terus dipacu sejak tahun 2010 lalu. KKP misalnya membentuk subdirektorat yang khusus menangani budidaya ikan hias. Walhasil, produksi ikan hias tahun 2010 mencapai 2 miliar ekor. Tahun ini, KKP menargetkan produksi ikan hias nasional mencapai 3 miliar ekor.
Sugiarto menambahkan, kenaikan ekspor pada 4 bulan pertama tahun ini juga disebabkan oleh peningkatan permintaan dunia. Menurutnya, konsumsi ikan hias di Eropa kian meningkat dibanding tahun sebelumnya. Ini juga diperkuat oleh permintaan dari negara-negara di Timur Tengah yang kian banyak dari waktu ke waktu. "Masyarakat dunia semakin suka memelihara ikan hias," ungkapnya. Oleh karena itu, Sugiarto memprediksi ekspor ikan hias Indonesia akan terus naik pada bulan-bulan selanjutnya.
Pemasaran masih belum bagus
Meski begitu, ekspor ikan hias masih menemui banyak kendala terutama dalam sisi pemasaran. Maman Hermawan, Direktur Pengembangan Produk Non-Konsumsi KKP, mengatakan ekspor ikan hias masih menemui beberapa hambatan. Maman mencontohkan, pemasaran ikan hias sering terhambat oleh masalah transportasi. Pengiriman dari beberapa daerah seperti Papua dan Kalimantan membutuhkan biaya yang besar sekaligus waktu yang lama.
Kondisi ini diperparah oleh ketergantungan Indonesia pada Singapura dalam ekspor ikan hias. Pengiriman ikan hias Indonesia ke negara tujuan ekspor masih bergantung pada terminal poros Singapura. Imbasnya, Indonesia tidak bisa mengekspor langsung ke negara-negara tujuan yang notabene berada di Eropa. "Sistem logistik kita memang masih kalah dari Singapura," jelas Maman.
Promosi ikan hias Indonesia di pasar internasional juga masih minim. Padahal, promosi merupakan ujung tombak pemasaran ikan hias nasional. Negara-negara lain terutama Singapura sudah memiliki manajemen yang bagus untuk memacu promosi dan pemasaran ikan hiasnya. Efeknya, pasar lebih mengenal ikan hias asal Singapura ketimbang Indonesia.
Untuk memacu promosi dan pemasaran ikan hias nasional, KKP akan menyelenggarakan pameran ikan hias skala dunia pada bulan September mendatang. Pameran itu diharapkan menjadi alat untuk lebih mengenalkan ikan hias Indonesia di mata internasional. "Branding akan terus kami pacu," tandas Maman.
KKP juga akan menertibkan ekspor ikan hias ilegal yang diselundupkan dari beberapa daerah. Maklum saja, selama ini, banyak ikan arwana dari Papua yang diselundupkan ke Malaysia melalui Kalimantan. Untuk itu, KKP akan memperketat pengawasannya terutama di pintu keluar ekspor di beberapa daerah.
Informasi saja, tahun ini ekspor ikan hias Indonesia ditargetkan mencapai US$ 16 juta atau sekitar Rp 150 miliar. Target ini naik dari realisasi ekspor tahun 2010 yang sebanyak US$ 13 juta atau sekitar Rp 120 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News