Bukan Hanya Kualitas BBM, Faktor Ini Bisa Menyebabkan Kendaraan Bermasalah

Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif dan industri hilir minyak dan gas (migas) atau bahan bakar minyak (BBM) memiliki keterkaitan yang erat dan saling melengkapi satu sama lain. Alhasil, ketika ada masalah pada salah satunya atau bahkan keduanya akan membuat konsumen dirugikan.

Dalam postingan di sosial media, sering dijumpai keluhan pemilik kendaraan yang mengalami kerusakan, terutama apabila terjadi korosi pada tangki bensin, dan kerap menuding kualitas produk BBM yang digunakannya bermasalah.

Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri menyebut agar masyarakat tak langsung menyimpulkan kesalahan terjadi pada kualitas BBM.

Ia memberikan pandangan kepada publik terkait hal tersebut. Ia bilang sebenarnya perkembangan teknologi pada industri otomotif dan produksi BBM turut berkontribusi pada masalah yang sering dijumpai di lapangan.

Menurutnya, produksi BBM di era saat ini dan ke depannya menggunakan banyak campuran bahan kimia untuk mendongkrak oktan dan juga etanol yang akan mempengaruhi lapisan logam pada tangki bensin.

Disisi lain, perkembangan teknologi industri otomotif juga seharusnya menyesuaikan perkembangan teknologi produksi BBM tersebut. Menurutnya, sejak tahun 2012, sudah ada imbauan kepda produsen kendaraan bermotor untuk menghilangkan lapisan anti karat pada  tangki bahan bakar atau bensin yang selama mengandung timbal. Tujuannya, agar mengurangi risiko lunturnya lapisan timbal tersebut dan menyebabkan korosi yang berdampak ke proses pembakaran BBM di kendaraan.

“Namun sayangnya tak semua produsen kendaraan mematuhinya dan masih menggunakan lapisan anti karat yang mengandung timbal ini, dan juga tidak adanya pembatasan usia pakai kendaraan membuat kendaraan usia tua yang mengonsumsi BBM saat ini akhirnya terdampak karena tangkinya masih mengandung lapisan anti karat yang mengandung timbal,” ujarnya saat berbincang dengan KONTAN, Rabu (26/6).

Ia menyatakan, apabila sudah terlanjur terjadi korosi pada tangki bensin akibat lapisan anti karat yang mengandung timbal ini terlepas dan berkontaminasi dengan bahan bakar, maka langkah yang perlu dilakukan adalah menguras atau membersihkan tangki dan tersebut, dan sebaiknya digunakan kembali dan tak perlu dilakukan pergantian karena apabila dilakukan pergantian berpotensi mengulangi kejadian serupa di masa mendatang.

Makanya, ia mengusulkan agar dua asosiasi pebisnis dari kedua sektor ini rajin duduk bareng untuk membahas hal ini karena kaitannya erat dengan kepuasan konsumen.

Waspada kadar air di tangki bensin

Tri menambahkan, faktor lain yang perlu diperhatikan pengguna kendaraan adalah soal kadar air dalam tangki bensin. Menrutnya, kebiasaan membiarkan tangki bensin kosong saat kendaraan tak digunakan bisa berdampak negatif, yakni terjadi kondensasi yang bisa meningkatkan kadar air dalam mesin.

“Kadar air dalam tangki bensin akan meningkat karena adanya kondensasi uap dari udara yang ada didalam tangki, apalagi bila kondisi temperaturnya turun,” ujarnya.

Sekedar informasi, kadar air dalam bensin atau BBM yang diperbolehkan adalah 500 part per million (ppm). Itu artinya dalam setap liter bensin kadar airnya hanya 0,05% atau setara 0,5 militer (ml). Kelebihan kadar air dalam bensin ini akan menyebbkan masalah, seperti pembakaran yang tak sempurna, korosi, dan keruskan komponen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait

SKK Migas Ungkap Alasan Raksasa Migas Global Kembali Investasi di Hulu Migas RI

SKK Migas Tawarkan Chevron Blok Migas di Bali dan Indonesia Timur

Usai Kelangkaan Stok BBM di SPBU Swasta, Ini Respon ESDM