Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk masih akan menahan laju ekspansinya. Khususnya dalam realisasi pembangunan dua proyek barunya, yakni Alila Borobudur dan Alila Tarabitan.
Hendry Utomo, Direktur Bukit Uluwatu Villa menyebutkan pihaknya saat ini ada dua faktor yang menjadi pertimbangan ekspansi proyek barunya tertahan. "Kondisi ekonomi dan dari segi keuangan," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/11).
Baca Juga: Segmen bisnis lifestyle Bukit Uluwatu (BUVA) tumbuh pesat
Sekedar informasi, emiten dengan kode saham BUVA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini memiliki beberapa rencana ekspansi yakni pembangunan Alila Borobudur dan Alila Tarabitan. Selain itu, pihaknya juga sebelumnya berencana untuk menambah 30 unit villa di Alila Ubud.
Namun, dari faktor yang ada pihaknya memutuskan untuk menahan rencana tersebut dan memilih fokus untuk mengerjakan proyek yang berjalan. Adapun proyek berjalan BUVA yaitu The Cliff di Bali dan Alila SCBD.
Untuk pengembangan The Cliff, pihaknya sampai saat ini sudah membuka clubnya di tahun lalu sedangkan untuk hotelnya ia proyeksikan pembangunannya akan selesai di akhir 2020. Kemudian, untuk Alila SCBD saat ini disebutnya baru beroperasi secara parsial yang mana baru sebanyak 30 kamar dari total 270 kamar.
Baca Juga: Divisi baru belum capai efisiensi ideal, Bukit Uluwatu (BUVA) masih merugi
Dari sana, ia menggambarkan untuk pengembangan dua proyeknya tersebut akan sama dengan Alila Ubud dari sisi ARR (average room rate). Adapun ARR Alila Ubud di level Rp 2,73 juta.
Kemudian untuk anggaran atas proyek berjalannya, ia enggan buka-bukaan. "The Cliff dan Alila SCBD belum akan buka tahun ini," kilahnya.
Walaupun begitu, hingga tutup tahun nanti pihaknya optimis mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Adapun tahun ini pihaknya membidik pendapatan Rp 620 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News