Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah akhirnya luluh dan membolehkan jagung impor yang sempat masuk ke pelabuhan dibongkar. Dengan catatan, pembongkaran di monitoring oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
Untuk memuluskan pembongkaran jagung impor sebanyak 483.185 ton itu, Bulog dan Asosiasi pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) melakukan kerjasama dengan meneken dua dokumen yang menjadi nota kesepahaman (MoU).
Ada dua kerjasama yang diteken, pertama MoU kesepakatan Bulog memonitoring jagung impor, dan kedua MoU Kesepakatan penyerapan jagung lokal.
Dalam kesepatakan ini, Bulog akan mengawasi semua peredaran jagung impor. Untuk itu Bulog akan bekerjasama dengan asosiasi pakan ternak untuk bersinergi dalam menyerap jagung lokal.
Dengan adanya kesepakatan ini, maka dalam waktu sehari dua hari ke depan, jagung impor di pelabuhan sudah bisa dibongkar. Untuk memonitoring ini, Bulog mendapatkan fee sebesar Rp 10 per kg dari perusahaan pakan ternak.
Ketua Umum GMPT Sudirman mengatakan dengan hadirnya Bulog sebagai penengah antara pemerintah dan pengusaha pakan ternak, maka diharapkan ke depan tidak ada lagi kendala dalam mengimpor jagung. Sebab Bulog akan menjadi salah satu importir jagung juga dan diharapkan memiliki data yang lebih akurat.
"Saya rasa kerjasama ini baik untuk semua pihak, karena selama ini kita selalu ribut tentang data, dan tidak ada indikator yang dipercaya dua belah pihak. Nah Bulog bisa memainkan peran itu yang menjadi indikator bagi kita semua," ujar Sudirman di Gedung Bulog, Senin (10/8).
Ia mengatakan, saat ini GMPT membutuhkan rata-rata 800.000 ton jagung per bulan. Sementara pasokan saat ini ada 483.185 ton jagung yang saat ini ada di pelabuhan dan segera akan dibongkar.
Nah ke depan pihaknya optimis masih bisa mengimpor jagung, sebab pemerintah juga berkewajiban melindungi peternak yang jumlahnya mencapai ribuan.
Ia menekankan bahwa program swasembada jagung tidak sesederhana yang dipikirkan seperti ketersediaan bibit, pupuk, dan pompa air. Tapi juga pemerintah perlu memikirkan kebutuhan pasca panen.
Menurutnya pemerintah perlu membangun infrastruktur baik itu jalan, pengering, pengangkutan dan gudang yang memiliki kapasitas besar untuk menyimpan jagung dalam waktu yang lama.
Dengan masuknya Bulog sebagai salah satu importir jagung dan akan menyerap jagung lokal, maka GMPT bisa berbagi tugas dan saling melengkapi dengan Bulog. Di sisi lain Bulog juga memiliki akses yang lebih luas untuk menjangkau daerah-daerah yang selama ini tidak terjangkau perusahaan swasta.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan Bulog siap bekerjasama dengan GMPT untuk memonitoring peredaran impor jagung yang sempat tertahan karena tidak mendapatkan izin dan Kemtan. Bulog juga bersedia memfasilitasi pengusaha pakan ternak untuk menyerap jagung lokal di sejumlah daerah. Dengan membangun sinergi yang baik antara Bulog dan GMPT, Bulog berharap para petani jagung bisa mendapatkan harga jagung yang lebih baik sehingga mereka mendapatkan keuntungan.
"Jadi Bulog berkepentingan menyelamatkan petani jagung dan juga pengusaha pakan ternak," terang Djarot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News