kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Bulog: Mengisi lumbung, mengamankan pasokan


Kamis, 22 April 2021 / 07:47 WIB
Bulog: Mengisi lumbung, mengamankan pasokan
ILUSTRASI. Dirut Bulog Budi Waseso menunjukkan stok beras saat meninjau pasokan beras di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta,


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

Tantangan jalankan peran

Pengamat Pertanian Husein Sawit mengatakan, Bulog mengemban tiga tugas yakni melindungi petani dengan instrumen pengadaan dalam negeri dengan target HPP, memupuk stok CBP yang memadai, dan mengintervensi pasar operasi pasar atau Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH).

Menurut Husein, ketiga tugas publik tersebut harus saling berjalan dan saling terkait yang harus pula diikuti dengan kebijakan pemerintah yakni penyaluran beras yang memadai, adanya mekanisme baku apabila Bulog kelebihan stok akhir CBP, serta pasar beras yang harus berjalan sesuai dengan mekanisme pasar.

Sayangnya, Husein juga menilai, kebijakan pemerintah dalam tiga tahun terakhir telah membuat Bulog terkungkung dan tidak terlihat perannya secara signifikan. Dia pun menyebutkan berbagai penyebabnya.

Pertama, adanya peralihan pendanaan CBP dari pra-bayar ke pascabayar. Menurutnya, ini menyebabkan Bulog harus menanggung biaya ketika banyak beras turun mutu lantaran stok awal CBP tinggi sementara penyalurannya yang terbatas sejak 2018-2020.

Baca Juga: Wadirut sebut Bulog sebagai operator bukan Badan Pangan Nasional

“Semua beban tersebut ditanggung Bulog, tidak ada kementerian yang turun tangan untuk menolongnya, masing-masing kementerian/lembaga cari aman sendiri dan tidak terintegrasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id

Kedua, dia juga menilai penerapan HET Satgas Pangan yang garang sejak akhir 2017 membuat para pelaku usaha tiarap dan banyak penggilingan padi kecil yang merugi dan menutup usahanya.

Ini menyebabkan daya serap pasar gabah terhambat sehingga harga gabah tertekan rendah. Menurutnya, saat itu jadi waktu bagi Bulog menyetok lebih banyak pasokan beras, tetapi terhambat insentif yang rendah. Bila diserap lebih banyak pun, tidak ada outlet penyaluran, mengingat penyaluran terbesar hanyalah melalui KPSH.

Lebih lanjut, dia juga menyebut intervensi Bulog melalui KPSH tidak ramah pasar. Pasalnya, intervensi ini dilakukan secara harian dan turut dilakukan saat panen raya, ini pulalah yang membuat pasar gabah semakin lesu.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×