Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perum Bulog mulai mendatangkan sapi impor siap potong dari Australia. Untuk tahap pertama, sapi yang di impor ada sebanyak 2.350 ekor. Selama bulan September ini, akan ada
empat shipment atau pengiriman yang akan dilakukan.
Untuk pengiriman kedua akan didatangkan sebanyak 1.450 ekor, shipment ketiga sebanyak 1.100 ekor dan shipment ke empat sebanyak 2.200 ekor. Total sapi siap potong yang didatangkan Bulog selama September adalah sebanyak 7.100 ekor.
Sementara itu, total izin yang diterbitkan pemerintah adalah sebanyak 50.000 ekor sampai bulan Desember 2015 ini.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Muladno Basar mengatakan, shipment sapi impor siap potong ini selanjutnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasokan sapi potong dalam negeri. Menurutnya, pemasukan sapi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga daging dalam negeri.
Sapi impor siap potong dari Australia shipment pertama telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (2/9) pagi setelah menempuh hampir seminggu perjalanan dari Australia yang diberangkatkan pada 28 Agustus 2015 lalu. "Berat sapi ini sekitar 450 kilogram (kg) hingga 500 kg per ekor," ujar Muladno di Tanjung Priok.
Muladno bilang saat ini, Kemtan memang telah membuat revisi Permentan No.42 tahun 2015 yang diterbitkan 29 Juli 2015 lalu dengan menghapus poin impor sapi siap potong. Ia mengatakan Permentan yang direvisi tersebut sudah dikirimkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan akan segera diterbitkan dalam waktu satu dua hari ke depan.
Karena itu, ia enggan menjawab apakah nantinya Permentan ini akan menghalangi pemasukan sapi siap potong yang ditugaskan kepada Bulog. "Untuk menghindari salah informasi, supaya menunggu dulu, mudah-mudahan besok-besok sudah di-online-kan," jelas Muladno.
Muladno juga mengatakan sepanjang tahun 2015 ini, realisasi impor sapi bakalan yang diberikan kepada para feedloter belum terealisasi sepenuhnya. Ia mengatakan pada triwulan pertama realisasinya hanya 97.618 ekor dari 100.000 ekor kuota yang di izinkan. Sedangkan triwuan dua hanya terealisasi 201.243 ekor atau 75,2% dari target 267.624 ekor.
Sementara untuk triwulan ketiga ini baru diterbitkan izin impor sebanyak 50.000 ekor dan realisasinya masih belum dihitung. Ia mengatakan, pihaknya masih menyelidiki apa penyebab para feedloter ini tidak bisa merealisasikan seluruh kuota impor sapi yang diberikan.
"Kalau memang mereka tidak sanggup, ke depan bisa saja jatah mereka akan dikurangi," imbuh Guru Besar IPB ini.
Sementara itu, impor daging sapi dari Selandia Baru sebanyak 10.000 ton yang ditugaskan kepada Bulog masih dalam proses dan belum ada keputusan final, apakah rencana impor itu akan dilakukan pada tahun ini atau awal tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News