Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja Perum Bulog sepanjang tahun 2015 dapat dikatakan cukup menggembirakan. BUMN ini mencatat laba bersih sebesar Rp 1,589 triliun atau meningkat 298% dari target revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015.
Namun bila setelah dipotong pajak, maka Bulog mengantongi keuntungan sebesar Rp 1,1 triliun
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan kinerja Bulog sepanjang tahun lalu cukup baik. Realisasi pengadaan beras sampai akhir tahun mencapai 3.28 juta ton setara beras atau 73% dari target dalam revisi RKAP. Sementara itu realisasi penyaluran sebesar 3.19 juta ton atau 86% dari target revisi dalam RKAP.
Sedangkan pencapaian penjualan kegiatan komersial pada tahun 2015 sebesar Rp 6,5 triliun atau sebesar 50,32% dari target revisi RKP.
"Sebagian besar laba tersebut berasal dari efisiensi dan dari hasil pengelolaan perusahaan yang baik, termasuk percepatan pembukuan, dan mempercepat cash flow," ujar Djarot, Kamis (21/1).
Djarot menjelaskan, saat ini, Bulog tengah melakukan proses transformasi di segala bidang baik organisasi, SDM, keuangan maupun pengawasan. Secara organisasi, Bulog telah merampungkan perubahan struktur dengan fungsi dan alur yang lebih fokus pada pencapaian target dan kinerja masing-masing direktorat.
Ia mengambil contoh kalau dulu struktur Bulog menggabungkan fungsi pengadaan beras dan gabah, persediaan dan perawatan serta penyaluran dalam satu direktorat bernama pelayanan publik.
Namun sekarang telah dipisahkan fungsi pengadaan menjadi direktorat tersendiri. Sehingga lebih fokus untuk mencapai target pengadaan komoditas secara lebih optimal dan dengan kualitas yang lebih baik.
Direktur Keuangan Perum Bulog Irianto Hutagaol menjelaskan pendapatan Bulog berasal dari beberapa sumber seperti dari pengadaan dan penjualan beras PSO (Public Service Obligation) menyumbang 20% pendapatan Bulog.
Sementara itu dari kegiatan komersial, Bulog mendapatkan Rp 6,5 triliun. Kemudian dari efisiensi yang dilakukan Bulog baik dari efisiensi dari bunga pinjaman bank, biaya pengangkutan dan transportasi beras atau gabah juga turut menyumbang laba bersih Bulog.
Sementara itu pada tahun 2016 ini, anggaran investasi Bulog sebesar Rp 561,1 miliar atau meningkat 396,77% dibandingkan tahun 2015. Jika Penyertaan Modal Negara (PMN) disetujui pada tahun 2016 akan ada tambahan investasi infrastruktur sebesar Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk membangun driying center, rice milling unit yang terpadu dan modern dan cold storage.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News