kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Bumame Genjot Ekspansi Klinik, Perkuat Strategi di Layanan Kesehatan Preventif


Kamis, 11 September 2025 / 16:04 WIB
Bumame Genjot Ekspansi Klinik, Perkuat Strategi di Layanan Kesehatan Preventif
ILUSTRASI. Klinik Bumame ke-4 di kawasan Cideng, Jakarta. 


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia layanan kesehatan Bumame terus memperkuat ekspansi dan transformasinya dengan meresmikan klinik baru di kawasan Cideng, Jakarta. 

Fasilitas ini menjadi klinik keempat yang dibuka sepanjang tahun 2025, melanjutkan strategi perusahaan dalam memperluas akses kesehatan preventif dan mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju deteksi dini.

Co-Founder & CEO Bumame, James Wihardja, menyebut langkah ini bukan sekadar ekspansi fisik, melainkan bagian dari roadmap jangka panjang perusahaan untuk menjadikan kesehatan preventif sebagai norma baru di Indonesia. 

"Masyarakat kini semakin sadar bahwa mencegah jauh lebih efisien dibanding mengobati. Kami ingin menjadi mitra masyarakat dalam membangun gaya hidup sehat yang berkelanjutan,” ujarnya dalam peresmian klinik sekaligus media talkshow bertema The Rise of Preventive Health in Indonesia, Kamis (11/9/2025).

Didirikan pada 2020, Bumame awalnya dikenal sebagai salah satu pemain besar di layanan tes COVID-19. Namun, setelah pandemi mereda, perusahaan bertransformasi dengan menggarap layanan kesehatan preventif seperti medical check-up, vaksinasi, tes genomik, hingga layanan homecare.

Baca Juga: Pengembangan Layanan Laboratorium Klinik dan Aesthetic, Diagnos Gandeng NMW Group

Langkah ini sejalan dengan tren kebutuhan masyarakat, meski tantangannya masih besar. Data National Health Accounts Indonesia 2022 menunjukkan bahwa belanja kesehatan nasional masih didominasi layanan kuratif (54,4%), sementara porsi preventif baru 21,8%. Pada 2023, hanya 39,87% populasi usia di atas 20 tahun yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

“Angka ini menunjukkan masih ada ruang besar bagi industri kesehatan preventif di Indonesia. Tantangannya adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat agar lebih proaktif menjaga kesehatan,” kata dr. Gilbert Golahi, salah satu pimpinan medis Bumame.

Dalam dua tahun terakhir, Bumame agresif menambah layanan B2C, termasuk pembukaan klinik di TB Simatupang, BSD, Karawang, dan kini Cideng. Menurut James, langkah ini masih akan berfokus di Jabodetabek hingga beberapa tahun ke depan sebelum ekspansi ke kota besar lain.

Bumame juga menyiapkan inovasi layanan baru, seperti klinik ibu dan anak serta pusat skrining kanker dini, untuk memperkuat relasi dengan konsumen dan memperluas peran dalam ekosistem kesehatan nasional.

“Harapan kami, beberapa tahun ke depan jumlah klinik bisa berkembang dari 4 menjadi 10, bahkan 20 cabang di Jabodetabek. Setelah itu, kami baru akan memperluas ke skala nasional dengan cara yang lebih berkelanjutan,” jelas James.

Baca Juga: Kimia Farma Hadirkan Apotek dan Klinik di Koperasi Desa Merah Putih

Selain itu, perusahaan menekankan pentingnya diferensiasi model klinik. Beberapa cabang hadir dengan ukuran dan desain berbeda untuk mempelajari preferensi konsumen, sebelum menetapkan format standar. 

"Kami ingin memastikan klinik tidak hanya representatif, tapi juga sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan pasien,” tambahnya.

Bumame membidik target ambisius untuk menjadi laboratorium kesehatan terbesar di Indonesia dalam 3-5 tahun ke depan, atau sebelum 2028. Perusahaan mengandalkan kombinasi layanan diagnostik modern, inovasi berbasis genomik, serta strategi harga yang lebih terjangkau agar dapat diadopsi masyarakat luas.

“Kesehatan preventif harus bisa diakses banyak orang, bukan hanya kelompok tertentu. Kami selalu mengimbangi inovasi medis dengan aspek komersial agar layanan tetap terjangkau,” kata James.

Dengan basis lebih dari 150 ribu pasien sejak awal 2024, Bumame melihat peluang untuk memperluas layanan melalui sinergi dengan korporasi dan tenaga medis. Perusahaan juga menargetkan peningkatan kualitas layanan homecare, yang terbukti masih diminati konsumen meski klinik offline tetap menjadi pilihan utama.

Baca Juga: Dukung Kesehatan Perempuan, DGNS Gandeng Iwapi Jakarta Timur Resmikan Klinik Utama

“Kami ingin menjadikan kunjungan ke klinik sebagai kebiasaan sehat, bukan karena sakit. Preventive care harus menjadi norma baru, dan Bumame siap memainkan peran penting dalam transformasi ini,” pungkas James.

dr. Gilbert Golahi menambahkan, perubahan gaya hidup dan dukungan regulasi mempercepat adopsi layanan preventif. “Masyarakat kini lebih aktif melakukan skrining kesehatan, mulai dari alergi, hormon, kesehatan tulang, hingga DNA screening. Deteksi dini menjadi kunci pencegahan penyakit kronis,” jelasnya.

Ke depan, Bumame menargetkan menjadi perusahaan laboratorium kesehatan terbesar di Indonesia dalam tiga hingga lima tahun mendatang. Ekspansi akan diprioritaskan di Jabodetabek sebelum meluas ke kota besar lain. 

Selain itu, perusahaan tengah menyiapkan pusat layanan khusus, seperti klinik ibu dan anak serta pusat skrining kanker dini, sebagai bagian dari penguatan ekosistem kesehatan nasional.

Baca Juga: Persaingan Klinik Kesuburan, Brawijaya Hospital Terapkan Pendekatan Personal

Selanjutnya: Top 10 Pemain Termahal di Liga Inggris 2025-2026, Erling Haaland Masih Teratas

Menarik Dibaca: 10 Tips Menghilangkan Perut Buncit dengan Cepat Menurut Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×