Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) masih akan memfokuskan penjualannya ke segmen pasar modern di kuartal II 2020. Rencana ekspansi untuk memperluas jangkauan pasar di segmen pasar tradisional ditahan dulu untuk sementara sembari memantau perkembangan situasi terkini.
“Untuk saat ini kami fokus ke modern market sambil menunggu masa PSBB berakhir secara bertahap,” kata Investor Relations PT Buyung Poetra Sembada Tbk Dion Surijata kepada Kontan.co.id, Senin (8/6).
Baca Juga: Akibat corona, pembangunan pabrik Buyung Poetra Sembada (HOKI) diperkirakan molor
Lebih lanjut, Dion mengungkapkan bahwa permintaan dari segmen pasar modern masih cukup tinggi dan menjanjikan. Asal tahu saja, pada kuartal pertama tahun 2020 lalu, penjualan neto HOKI naik 12,99% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 398,62 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 450,42 miliar di kuartal I 2020.
Di tengah kenaikan penjualan neto, kontribusi penjualan ke segmen pasar modern masih mendominasi total penjualan HOKI dengan porsi sebesar 46,81%, meningkat dari sebelumnya yang sebesar 41,83% di periode sama tahun lalu.
Sementara itu, penjualan ke segmen pasar tradisional tercatat menyumbang 41,47% dari total penjualan di kuartal I 2020. 11,72% sisanya disumbang dari penjualan beras patah ke beberapa pelanggan seperti pabrik bihun, kwetiau, dan sebagainya.
Menyoal kinerja, Dion mengaku masih belum bisa membeberkan perkiraan proyeksi kinerja di sepanjang semester I 2020 maupun target kinerja yang ingin dikejar hingga tutup tahun. Namun demikian, ia berujar bahwa sejauh ini permintaan produk beras HOKI masih terpantau stabil.
Baca Juga: Penjualan naik, laba bersih Buyung Poetra (HOKI) malah turun 42,42% di kuartal I-2020
Peluang pasar salah satunya berasal dari adanya permintaan beras dengan ukuran kemasan 5 kg yang banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan penyaluran bantuan sosial yang ada. Olah karenanya, HOKI juga tengah menggenjot produksi beras kemasan 5 kg untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada.
Dion tidak memungkiri bahwa produk beras kemasan 5 kilogram memakan biaya produksi yang lebih besar ketimbang produk beras kemasan 10 kg. Meski begitu, HOKI berharap masih bisa membukukan kinerja bottom line yang positif di sepanjang semester I 2020.
Selain memanfaatkan kanal offline, HOKI juga akan mengerek penjualan secara digital sebagai bentuk penyesuaian dengan mobilitas luar rumah yang rendah di tengah mewabahnya pandemi corona. “Meskipun belum signifikan, tetapi berpotensi di tengah kondisi saat ini,” tambah Dion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News