Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada periode kuartal I 2019 ini, produksi batubara nasional sudah hampir mencapai seperempat dari target yang dipatok dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2019. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga 25 April ini, produksi batubara nasional berada di angka 116, 23 juta ton.
Angka itu setara dengan 23,76% dari target volume produksi pada RKAB yang sebesar 489,12 juta ton. Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, angka tersebut belum mencatatkan keseluruhan produksi dari semua perusahaan.
Bambang bilang, jumlah tersebut telah mencakup perusahaan izin pusat, namun belum semua produksi dari pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) daerah tercatat dalam laporan tersebut. "IUP (daerah) sudah sebagian yang masuk," kata Bambang saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/4).
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia, jumlah yang hampir menyentuh seperempat dari target itu menandakan produksi batubara nasional berjalan normal. Sebab, Hendra mengatakan bahwa pada periode awal tahun biasanya perusahaan masih belum menggenjot produksi, lantaran masih terpengaruh oleh faktor cuaca dan terkait optimalisasi alat berat.
"Jadi 24% dalam satu kuartal itu bisa dikatakan produksi berjalan normal setelah awal tahun," kata Hendra.
Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif sependapat dengan hal tersebut. Irwandy menilai, produksi akan mulai terlihat menggeliat ketika mulai memasuki Kuartal II, dan akan meningkat lagi pada periode Semester II.
"Perusahaan menunggu timing-nya, dengan target produksi 489 juta ton, produksi kuartal I normal, Semester 2 akan naik lagi," tandasnya.
Adapun, hingga 8 April 2019, volume Domestic Market Obligation (DMO) batubara berada di angka 14,6 juta ton. Jumlah itu setara dengan 11,93% dari target volume DMO tahun ini yang sekitar 122,28% atau 25% dari target produksi.
Sebelumnya, Bambang menjanjikan bahwa besaran DMO tahun ini secara persentase setara dengan tahun lalu, yakni 25% dari target produksi dalam RKAB. "DMO pada prinsipnya maksimum 25%" ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News