Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
"Kami juga investasi banyak untuk sumber daya manusia (SDM) karena ini kuncinya. Desember 2018 ini kami buka Akademi Mekanik CARfix di Semarang untuk calon kepala bengkel," katanya.
Saat ini ada 7 outlet bengkel yang sudah menjadi CARfix, dan di akhir tahun ditargetkan ada 15 outlet yang berada di Jawa Tengah dan Yogyakarta terlebih dahulu.
Ditargetkan pada tahun 2019 akan ada 100 outlet dan dalam empat tahun kedepan jumlahnya akan menjadi 500 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dari sisi kinerja, tahun ini emiten berkode saham CARS di Bursa Efek Indonesia ini punya hasil yang positif. Sebastianus menjelaskan sampai kuartal III-2018 kinerja masih sesuai target.
Sampai akhir tahun ini diprediksi pendapatan akan naik namun dibawah 10%. Tetapi secara laba bersih naik 35% dari tahun lalu. Tahun lalu laba bersih CARS tercatat sebanyak Rp 202 miliar. Sedangkan tahun ini diprediksi bisa mencapai Rp 270 miliar hingga Rp 275 miliar. "Penjualan mobil kita cenderung flat tetapi dari laba bisa naik tinggi karena kita banyak efisiensi internal," katanya.
Willinoy Sitorus, Analis Trimegah Securities dalam riset (4/10) menjelaskan 60% pasar kendaraan mobil lama yang sudah melewati masa garansi akan masuk ke pasar bengkel non-resmi.
Alhasil ini merupakan pasar yang besar bagi CARfix untuk dijajaki. "Persaingan dengan diler tak resmi menjadi tidak relevan karena tujuannya dengan adanya bengkel ini untuk mengatasi inefisiensi dan masalah transparansi yang dihadapi oleh pelanggan yang pergi ke diler yang tidak resmi," jelasnya dalam riset.
Apalagi CARS juga mengembangkan bisnis distribusi merk spare part baru yang dimulai tahun ini. Merk spare part yang dinamai Fortag ini diprediksi akan mensuplai sebagian besar kebutuhan spare part di CARfix.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News