Reporter: Bunga Claudya | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Lantaran Perusahaan Listrik Negara (PLN) lelet dalam pembayaran atas pembelian batubara, PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) harus mencari pinjaman ke pihak lain. Pasalnya, efek leletnya PLN membayar pembelian batubara, cash low perusahaan ini seret.
Wim Andrian, Sekretaris Perusahaan CNKO mengatakan, perusahaan ini sangat membutuhkan modal kerja dalam jumlah yang banyak. "Kami masih memiliki utang modal kerja ke BII dan BRI masing-masing sejumlah Rp 320 miliar dan hampir Rp 700 miliar. Itu juga masih kurang untuk modal kerja, karena PLN bayarnya lama. Perputaran (uang) jadi lambat," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (30/06).
Novriaty Hilda Sibuea, Direktur CNKO menambahkan, meski keuangan perusahaan ini sedang seret, untungnya kinerja PT Eksploitasi akan tetap berjalan karena mendapat bantuan berupa pinjaman modal kerja dari perusahaan lain, yakni Sinarmas Group. Pinjaman ini digunakan untuk modal kerja pengiriman batubara ke PLN. "Pembiayaan dari Sinarmas kami gunakan untuk pengiriman 25 tongkang batubara Juni 2015 ini," ujarnya.
Sayangnya, tak ada perincian berapa total jumlah bantuan yang sudah diberikan Sinarmas hingga saat ini. Wim hanya menjelaskan bahwa dana yang diberikan tidak digelontorkan sekaligus, melainkan diberikan setiap akan memasok untuk kontrak Perjanjian Jual Beli Batubara (PPJB) dengan PLN. Tahun ini CNKO memiliki kewajiban memasok batubara 2,2 juta ton ke pembangkit milik PLN. Hingga tahun 2023, CNKO akan memasok 44 juta ton ke PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News