kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Catatan LPEM UI Soal Proyek Mobil Nasional, Singgung Timor Hingga Esemka


Rabu, 22 Oktober 2025 / 18:50 WIB
Catatan LPEM UI Soal Proyek Mobil Nasional, Singgung Timor Hingga Esemka
ILUSTRASI. Maung MV3 Garuda Limousine, mobil SUV produksi PT Pindad.Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia akan bisa memproduksi mobil buatan sendiri dalam tiga tahun mendatang.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ambisi pemerintah untuk memiliki mobil nasional kembali mengemuka. Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia akan bisa memproduksi mobil buatan sendiri dalam tiga tahun mendatang.

Prabowo mengungkapkan ambisi itu dalam Sidang Kabinet Paripurna, yang bertepatan dengan satu tahun masa pemerintahannya, pada Senin (20/10/2025). Kepala Negara bahkan menyampaikan sudah mengalokasikan dana dan lahan untuk pabrik mobil nasional tersebut.

Pemerintah pun membuka peluang mobil buatan Indonesia bakal masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Merujuk pemberitaan Kontan.co.id, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi mengatakan pihaknya akan bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk membahas rencana produksi mobil dalam negeri. 

Baca Juga: Ini Deretan Proyek Mobil Nasional Indonesia: Dari Timor hingga Esemka

Hanya saja, Prasetyo belum membeberkan secara terang pihak mana saja yang akan menjadi penanggung jawab program ini. "Nanti kita lihat, rasa-rasanya masuk PSN," kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Rabu (22/10/2025). 

Sebelumnya, Agus mengungkapkan bahwa program mobil nasional sudah diusulkan oleh Kementerian Perindustrian sebagai PSN. "Kami sudah mengusulkan program mobil nasional jadi PSN," kata Agus, Senin (20/10/2025) lalu.

Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM - FEB UI), Riyanto, merespons wacana mobil nasional yang kembali mengemuka.

Riyanto menyoroti ambisi Presiden Prabowo untuk memiliki mobil nasional memberikan sinyal bahwa industri otomotif masih diposisikan sebagai pengungkit sektor manufaktur dan substitusi impor.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Proyek Mobil Nasional, Dana dan Pabrik Sudah Disiapkan

Produksi mobil nasional bisa memicu investasi fasilitas perakitan atau komponen baru, sehingga bisa memperdalam manufaktur domestik. Terutama jika mensyaratkan lokal konten atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) progresif dan membuka pasar bagi pemasok tier-1 dan tier-2 lokal.

"Misal TKDN-nya di atas 80% atau komponen utamanya karya lokal. Permintaan komponen akan mendorong vendor development, standarisasi kualitas, dan kebutuhan upskilling tenaga kerja teknik atau otomasi," kata Riyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/10/2025).

Hanya saja, Riyanto mengingatkan keberhasilan proyek mobil nasional akan sangat ditentukan oleh desain kebijakan industri yang realistis, tata kelola dan peta jalan (roadmap) yang jelas, serta kemitraan yang inklusif dengan ekosistem pemasok.

"Jika proyek mobil nasional masuk PSN, pastikan governance ketat, target realistis, dan tidak distorsif terhadap pelaku yang sudah berinvestasi," tegas Riyanto.

Dia mengingatkan, jika tanpa desain yang hati-hati, proyek ini bisa membawa risiko crowding out terhadap merek yang sudah berinvestasi. Riyanto pun menyarankan agar proyek mobil nasional tidak hanya fokus pada satu pabrikan.

Baca Juga: Pasar Masih Lesu, Penjualan Mobil Nasional Turun 15% pada September 2025

Dus, perlu ada kolaborasi untuk tetap menumbuhkan iklim investasi dan kompetisi yang sehat. Riyanto mendorong adanya platform sharing dengan Original Equipment Manufacturer (OEM) yang sudah berproduksi di Indonesia.

Selain itu, Riyanto menekankan agar proyek mobil nasional bukan sekadar "ganti merek" atau rebadge.

"Pastikan yang dimaksud “mobil nasional” adalah industrial policy yang menguatkan basis pemasok domestik, dengan milestones lokalisasi yang terukur serta sunset clause insentif," tegas Riyanto.

Secara kualitas,  proyek mobil nasional mesti bisa memenuhi tuntutan perkembangan teknologi dan tren industri yang sedang mengarah pada new energy vehicle, sekaligus dirancang sejak awal untuk memenuhi standar ekspor.

Baca Juga: Penjualan Mobil Nasional Lesu, Mazda Pangkas 20% Target Penjualan Tahun Ini

"Agar skala ekonomi tercapai dan pasar domestik yang fluktuatif tidak menjadi satu-satunya tumpuan," imbuh Riyanto.

Riyanto berharap pemerintah bisa mengambil pelajaran dari sejumlah proyek mobil nasional sebelumnya, seperti Timor, Bimantara, hingga Esemka. Mobil nasional memerlukan roadmap industri yang terarah dan terukur dengan jelas, serta tidak hanya menjadi komoditas politik.

"Pengalaman historis mobil nasional memberi pelajaran agar tata kelola, persaingan sehat, dan kepatuhan perdagangan internasional dijaga ketat," tandas Riyanto.

Selanjutnya: Formosa Ingredient (BOBA) Siapkan Strategi untuk Kejar Target Pertumbuhan Kinerja 16%

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (23/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×