kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Cegah Inflasi, Kemendag Diingatkan Tidak Terlambat Buka Keran Impor Bawang Putih


Kamis, 08 September 2022 / 07:23 WIB
Cegah Inflasi, Kemendag Diingatkan Tidak Terlambat Buka Keran Impor Bawang Putih
Warga berbelanja bahan pangan di sebuah gerai pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (19/1/2022). Mitigasi Inflasi, Mendag Diingatkan Tak Telat Buka Impor Bawang Putih.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. 

Berdasarkan tabel harga Bappenas dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam seminggu belakangan harga bawang putih juga cenderung naik. Sedangkan data BPS secara periodik mencatat bahwa Bawang Putih adalah salah satu penyumbang signifikan untuk angka inflasi. 

Karenanya, sejumlah pengamat ekonomi dan akademisi mengingatkan agar Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan proaktif membuka keran impor bawang putih dan komiditas hortikultura lain, guna mencegah bertambahnya angka inflasi.   

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas memprediksi, jika pemerintah terlambat mengeluarkan izin Impor bawang putih, bisa dipastikan harga akan melonjak tinggi. Hal tersebut berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya. 

Baca Juga: Bertahan Tinggi, Harga Pangan Naik Silih Berganti

Saat ini, lanjut Andreas, kebutuhan bawang putih di Indonesia sekitar 600.000 ton per tahun. Sehingga jika Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunda impor, hampir dipastikan harga bawang akan bergejolak. 

“Saya amati terus sejak 2017-2019 kalau terlambat impor, pasti harga bisa diatas Rp 60 ribu/kilogam,” kata  Andreas dala keterangannya, Rabu (7/9).

Andreas mewanti-wanti, agar Kemendag tidak terlambat membuka keran impor bawang putih. Pasalnya, kenaikan harga komoditas holtikultura akan terjadi akibat kenaikan harga BBM. 

Dikatakannya, besaran kebutuhan bawang putih sudah pasti, sehingga impornya sebenarnya sudah bisa dipastikan. Biasanya harga naik karena stok langka di pasaran. Dan berhubung produksi bawang putih di Indonesia sangan rendah, hanya sekitar 10% dari kebutuhan, maka sisanya harus ditutup oleh impor

“Bawang putih itu memang ketergantungan impor hampir 100%, kalaupun ada yang lokal, paling hanya bawang lanang di petani di Tawang Mangu, sedangkan hampir semua di pasaran dari impor,” imbuhnya.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Strategi Subtitusi Komoditi Pangan Impor

Ia menilai, belakangan impor hortikultura sudah baik, Karenanya, hal tersebut harus dijaga agar tak mengulang kebijakan impor yang lalu, yang kurang baik.   

“Karena swasembada itu pasti gagal, wajib tanam tidak menjawab persoalan sesungguhnya dari bawang putih. Ternyata betul, kementan saat itu 2019 akhirnya kan gagal total,” jelasnya lagi.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×