Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Triputra Agro Persada Group (TAP Group) bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam Program Pengelolaan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu.YKAN adalah yayasan yang mempunyai misi melindungi wilayah daratan dan perairan yang menjadi penyangga kehidupan.
Kerja sama ini mengembangkan manajemen pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpadu sebagai bagian dari model perencanaan desa secara komprehensif yang mengintegrasikan nilai lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui pendekatan Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP).
Baca Juga: Grup perusahaan Seger Agro Nusantara ekspor 12.400 ton jagung ke Filipina
SIGAP merupakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan oleh YKAN untuk mendorong warga desa menggunakan kekuatan (atau “aset”) mereka dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan SIGAP, kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) TAP Group dalam memajukan praktik pengelolaan kawasan hutan yang lestari, yang memberikan dampak sosial, ekonomi, dan ekologis.
Program ini berlangsung dalam tiga tahap dan akan dievaluasi setiap tahapnya. Tahap pertama berlangsung selama satu tahun,mulai dari bulan Juli 2020 hingga Juni 2021, di dua kampung binaan anak perusahaan TAP Group, PT Yudha Wahana Abadi (YWA). Kedua kampung binaan itu adalah Kampung Merapun dan Kampung Muara Lesan, yang terletak di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Perusahaan patungan anak usaha Triputra Group ekspor jagung 13.500 ton ke Filipina
“YKAN percaya bahwa upaya pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan selaras. Melalui pendekatan SIGAP, kami membantu memperkuat tata kelola desa, mendukung pembangunan desa yang selaras dengan alam, memperkuat hak kelola masyarakat, serta mendorong kegiatan ekonomi masyarakat desa yang berkelanjutan,” ujar Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto dalam keterangannya, Kamis (20/8).
“Program DMPA memiliki tujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat di desa binaan kami dengan mengoptimalkan keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui pendekatan aset dan perlindungan lingkungan hidup. Diharapkan, masyarakat bisa menemukan potensi dan mengelola sumber-sumber ekonomi yang baru dengan tetap menjaga lingkungan hidup sehingga menghindari pembukaan lahan dengan cara membakar,” ucap Direktur Utama TAP Group Tjandra Karya Hermanto.
Pendekatan ini fokus pada partisipasi masyarakat lokal dan memastikan komitmen mereka dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam, sekaligus meningkatkan mata pencaharian melalui kegiatan ekonomi alternatif di luar kawasan hutan.