Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tokopedia dan TikTok Shop akan mulai menerapkan biaya pemrosesan pesanan sebesar Rp 1.250 per transaksi pada 11 Agustus 2025. Kebijakan ini menyusul langkah Shopee yang lebih dulu memberlakukan biaya serupa sejak 20 Juli 2025.
Langkah ini dinilai akan berdampak langsung terhadap dua pihak utama dalam ekosistem e-commerce, yakni penjual (seller) dan pembeli (konsumen).
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai seller hampir pasti akan meneruskan beban biaya ini kepada pembeli.
“Seller pasti akan membebankan kepada konsumen. Namun kenaikan harga yang terjadi diperkirakan masih terbatas, sehingga dampaknya terhadap permintaan juga tidak terlalu signifikan,” ujar Nailul kepada Kontan, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga: Ragam Biaya Hantui Pedagang Online, E- Commerce Ini Klaim Cuma Kenakan Biaya Parkir
Meski begitu, ia menyebutkan bahwa perubahan strategi penjualan tak terelakkan. Seller kemungkinan akan mengubah pola diskon.
Jika sebelumnya diskon diberikan secara merata, ke depan potongan harga hanya akan diberikan jika pembeli membeli lebih dari satu produk.
“Ketika hanya membeli satu barang, maka pembeli tidak dapat diskon. Tapi jika membeli lebih dari satu, baru bisa mendapatkan potongan. Jadi pola diskonnya berubah,” jelasnya.
Bagi pembeli, penambahan biaya ini berpotensi membuat pengalaman belanja menjadi lebih mahal. Terlebih jika tidak ada insentif dari platform ataupun penjual.
Baca Juga: Biaya Proses Pesanan Shopee Berlaku 20 Juli, Ini Penjelasan idEA
Nailul pun mengingatkan bahwa perubahan ini bisa mendorong sebagian pembeli dan penjual untuk bertransaksi langsung di media sosial seperti Instagram atau Facebook yang tidak mengenakan biaya tambahan.
“Dengan harga yang makin mahal, ada potensi penjualan bergeser ke sosial media yang bebas dari biaya admin maupun biaya order. Tapi ini hanya berlaku untuk transaksi yang saling percaya,” ujarnya.
Menurut Nailul, dari sisi platform, kebijakan ini merupakan strategi bisnis baru yang lebih fokus pada keuntungan per layanan, bukan lagi sekadar mengejar volume transaksi.
Ia pun memperkirakan ke depan akan semakin banyak biaya-biaya baru yang dibebankan ke seller, bahkan mungkin juga ke buyer.
Baca Juga: Shopee Terapkan Biaya Tambahan Rp 1.250, Ini Dampaknya bagi Seller
Selanjutnya: Saham ANTM Ditutup Menguat 4,76% Rabu (6/8), Nilai Transaksi Tembus Rp 588 Miliar
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok di Jakarta & Sekitarnya, Hujan Sangat Lebat di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News